Keturunan Nabi Ishaq Pencetus Munculnya Bani Israel

Mitrapost.comNabi Ishaq alaihis salam merupakan putra Nabi Ibrahim dengan Sarah. Diketahui bahwa keturunan Nabi Ishaq, Nabi Yaqub adalah pencetus munculnya Bani Israel.

Perlu diketahui sebelumnya bahwa Nabi Ishaq mempunyai nama yang berarti tersenyum. Hal ini dikarenakan nama tersebut termotivasi dari kisah Sarah yang bahagia diberikan anak di usia senjanya.

Kabar gembira itu pun disampaikan oleh Malaikat Jibril saat berkunjung bersama dengan tiga malaikat lainnya.

Dikisahkan dalam Al- Qur’ an pesan Hud ayat 69- 73 kalau sesuatu kala Nabi Ibrahim‘ alaihis salam kehadiran tamu. Tamu- tamu tersebut bagi Usman Ibnu Muhaisin berjumlah 4 orang, ialah malaikat Jibril, Mikail, Israfil, serta Rafail.

Tamu tersebut berikan selamat kepada Nabi Ibrahim‘ alaihis salam. Sehabis itu Nabi Ibrahim‘ alaihis salam menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang kepada mereka. Tetapi tangan mereka sama sekali tidak menjamah santapan tersebut.

Memandang perihal tersebut Nabi Ibrahim‘ alaihis salam merasa curiga serta khawatir. Nyatanya tamu- tamu asing tersebut merupakan Malaikat utusan Allah Ta’ ala yang tiba buat membinasakan kalangan Luth.

Tidak hanya mempunyai tujuan kepada kalangan Luth, tamu tersebut pula bertujuan berikan berita gembira kepada Nabi Ibrahim‘ alaihis salam hendak kelahiran seseorang putra yang bernama Ishaq. Cocok yang termaktub dalam Al- Qur’ an pesan Hud ayat 71.

“ Serta istrinya berdiri kemudian ia tersenyum. Hingga kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang( kelahiran) Ishaq serta sehabis Ishaq( hendak lahir) Ya’ qub.”( Q. S. Hud ayat 71).

Mengenali berita yang di informasikan tersebut, Sarah sangat tercengang sekalian senang. Alasannya Sarah pada dikala itu telah tua( kala itu berumur 90 tahun) serta mempunyai keadaan mandul. Tetapi sangat kuasa Allah Ta’ ala tiada bandingnya serta senantiasa berikan rahmat kepada hamba- Nya yang beriman.

“ Demikianlah Tuhanmu memfirmankan. Sebetulnya Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengenali.”( Q. S. Adz- Dzariyat ayat 30).

Kelahiran Ishaq sendiri ialah suatu berkah serta karunia untuk Nabi Ibrahim‘ alaihis salam. Sebab Nabi Ibrahim‘ alaihis salam berharap nanti kala berusia Ishaq bisa dinaikan selaku nabi utusan Allah Ta’ ala serta menolong dalam memerangi para penyembah berhala di Palestina.

Nabi Ishaq, bapaknya( Nabi Ibrahim‘ alaihis salam), serta anaknya( Nabi Ya’ qub‘ alaihis salam) merupakan orang- orang yang diberkahi serta dipuji oleh Allah Ta’ ala semacam yang difirmankan Allah Ta’ ala dalam Al- Qur’ an pesan Shaad ayat 45- 47.

“ Serta ingatlah hamba- hamba kami: Ibrahim, Ishaq, serta Ya’ qub yang memiliki perbuatan- perbuatan yang besar serta ilmu- ilmu yang besar. Sebetulnya Kami sudah menyucikan mereka dengan( menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang besar ialah senantiasa menegaskan( manusia) pada negara akhirat. Sebetulnya mereka pada sisi Kami betul- betul tercantum orang- orang opsi yang sangat baik.”( Q. S. Shaad ayat 45- 47).

Tidak hanya Allah Ta’ ala yang membagikan pujian secara langsung kepada Ibrahim, Ishaq, serta Ya’ qub lewat ayat Al- Qur’ an, Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam juga menyanjung mereka lewat sabdanya:

“ Yang mulia putra yang mulia, putra yang mulia serta putra yang mulia merupakan Yusuf putra Ya’ qub, putra Ishaq, putra Ibrahim.”( HR. Angkatan laut(AL) Bukhari serta Muslim).

Nabi Ishaq‘ alaihis salam ditugaskan buat meneruskan dakwah Nabi Ibrahim di tanah Palestina. Dia menyeru kepada kalangan di situ buat menyembah serta mengesakan Allah Ta’ ala, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mengerjakan kebajikan- kebajikan yang lain cocok dengan apa yang diperintahkan oleh Allah Ta’ ala.

Mukjizat yang Dipunyai oleh Nabi Ishaq

Berikut dipaparkan menimpa mukjizat yang dianugerahkan oleh Allah Ta’ ala kepada Nabi Ishaq guna menolong dia dalam melaksanakan dakwah di Palestina:

1) Atas seizin Allah Ta’ ala, Nabi Ishaq‘ alaihis salam yang pada dikala itu sudah berumur sangat tua ialah 100 tahun bisa mempunyai generasi dengan istrinya Ribka yang mempunyai keadaan mandul.

2) Generasi dari Nabi Ishaq‘ alaihis salam merupakan penyebab dari timbulnya Kalangan Bani Israil. Kalangan Bani Israil terlahir dari para generasi Nabi Ya’ qub‘ alaihis salam. Nabi Ya’ qub‘ alaihis salam mempunyai nama lain Israil serta Dia ialah generasi dari Nabi Ishaq‘ alaihis salam. Sehingga dari garis generasi tersebut lahirlah kalangan Bani Israil dimana total sudah terdapat 12 nabi yang diutus oleh Allah Ta’ ala kepada kalangan Bani Israil tersebut. Salah satu dari 12 nabi tersebut merupakan Nabi Isa‘ alaihis salam.

Perkawinan Nabi Ishaq dengan Wanita Iraq

Kala si ibunda sudah tiada serta ayahanda- nya ialah Nabi Ibrahim‘ alaihis salam telah sangat tua, Nabi Ishaq‘ alaihis salam tidak kunjung menikah. Sampai kesimpulannya Nabi Ibrahim‘ alaihis salam memohon kepada salah satu pelayannya buat berangkat ke Irak guna mencarikan calon istri dari keluarga Ibrahim buat anaknya tersebut.

Pelayan tersebut kemudian meminangkan seseorang gadis Betuel bin Nahor ialah Ribka( Rifqah, Rafiqah) buat Ishaq. Dikenal kalau Nahor merupakan kerabat kandung Nabi Ibrahim‘ alaihis salam. Sehingga secara silsilah, Ribka merupakan anak wanita dari kerabat sepupu Ishaq.

Kesimpulannya pada dikala Nabi Ishaq berumur 4 puluh tahun, menikahlah Dia dengan Ribka yang berikutnya turut dengan Nabi Ishaq buat menetap di Palestina.

Kelahiran Putra dari Nabi Ishaq

Selepas menikahi seseorang wanita Irak generasi Ibrahim yang bernama Ribka, Nabi Ishaq‘ alaihis salam mengenali bila Ribka nyatanya mempunyai keadaan mandul semacam si ibunda terdahulu.

Tetapi Nabi Ishaq‘ alaihis salam serta Ribka tidak sempat menyerah buat berupaya serta meminta kepada Allah Ta’ ala supaya diberikan generasi guna melanjutkan riwayat dakwah. Nabi Ishaq‘ alaihis salam senantiasa berdo’ a dengan lembut serta penuh kepercayaan kepada Allah Ta’ ala supaya Ribka bisa memiliki.

Dengan kebesaran serta kekuasaan Allah Ta’ ala hingga Ribka bisa berbadan dua serta Nabi Ishaq‘ alaihis salam mendapatkan generasi dikala dia tiba umur 6 puluh tahun. Ribka melahirkan balita pria kembar.

Balita pria awal diberi nama Esau( Aishu). Wujud raga Esau kala awal kali dilahirkan merupakan mempunyai badan bercorak merah serta semacam jubah berbulu( mempunyai banyak bulu di sekujur badannya).

Sebaliknya balita pria kedua diberikan nama Ya’ qub yang mana kala dilahirkan dalam posisi memegang tungkak kakaknya. Allah Ta’ ala pula mengabadikan cerita kelahiran Ya’ qub dalam Al- Qur’ an pesan Al- Anbiya’ ayat 72.

“ Serta Kami sudah membagikan kepada- nya( Ibrahim) Ishaq serta Ya’ qub, selaku sesuatu anugerah( daripada Kami). Serta masing- masingnya Kami peruntukan orang- orang yang saleh.”( Q. S. Al- Anbiya’ ayat 72).

Dikala bertumbuh berusia, Esau serta Ya’ qub mempunyai ketertarikan yang cenderung bertolak balik. Esau lebih suka mengasah kemampuannya dalam perihal mencari sampai jadi pemburu yang profesional, hingga dia lebih suka tinggal di padang.

Sebaliknya Ya’ qub lebih berperangai lemah lembut. Dia lebih suka tinggal di rumah buat menolong ibunya memasak. Ya’ qub pula suka berkemah di dekat rumahnya.

Esau lebih disayang oleh bapaknya sebab mereka mempunyai kegemaran yang sama, ialah mencari. Esau pula kerap bawa hasil buruannya ke rumah buat dimasak serta dimakan bersama keluarganya.

Sebaliknya si ibunda ialah Ribka lebih mencintai Ya’ qub sebab mempunyai watak serta perilaku yang mirip dengannya, ialah pecinta damai serta tenang.

Kala umur Esau serta Ya’ qub tiba 15 tahun, kakek mereka ialah Nabi Ibrahim‘ alaihis salam wafat dunia. Nabi Ibrahim‘ alaihis salam wafat dunia pada dikala umur Nabi Ishaq‘ alaihis salam 75 tahun. Berikutnya jasad dia dikebumikan di Gua Makhpela di daerah Hebron( tempat yang sama dengan makam Sarah).

Putra Kembar Nabi Ishaq: Esau serta Ya’ qub

Kala merasakan kalau fisiknya mulai melemah yang mempengaruhi pula pada kemampuannya memandang, hingga Nabi Ishaq‘ alaihis salam menghadiri anak kesayangannya ialah Esau.

Dia berpesan kepada anaknya tersebut supaya berangkat mencari serta memasakkan santapan kesukaan Nabi Ishaq‘ alaihis salam. Perihal tersebut bertujuan supaya Nabi Ishaq‘ alaihis salam bisa mendoakan keberkahan untuk Esau serta anaknya tersebut bisa meneruskan dakwah yang dicoba oleh si bapak.

Nyatanya niatan Nabi Ishaq‘ alaihis salam tersebut didengar oleh Ribka. Ribka juga menginginkan Ya’ qub lah yang mendapatkan doa keberkahan dari Nabi Ishaq‘ alaihis salam. Dia juga memohon Ya’ qub buat lekas menghidangkan santapan kesukaan Nabi Ishaq‘ alaihis salam saat sebelum Esau datang di rumah.

Sebab secara raga Esau serta Ya’ qub nampak berbeda walaupun mereka kembar, hingga Ribka memakaikan baju Esau ke Ya’ qub. Dia pula membalutkan hamparan kulit domba yang berbulu rimbun ke leher serta tangan Ya’ qub supaya betul- betul nampak mirip dengan Esau. Sebab memanglah Esau mempunyai bulu yang rimbun di sekujur badannya. Tidak semacam Ya’ qub.

Sehabis masakannya matang, Ya’ qub yang berdandan menyamai Esau juga tiba menghadap Nabi Ishaq‘ alaihis salam. Kemudian berkatalah Nabi Ishaq‘ alaihis salam.

“ Jika suara, suara Ya’ qub, jika tangan, tangan Esau.”

Sehabis mengatakan demikian, Nabi Ishaq tidak menyimpan curiga apapun hendak keanehan tersebut. Dia senantiasa memakan dengan lahap santapan yang disajikan oleh Ya’ qub. Sehabis itu, Nabi Ishaq‘ alaihis salam mendoakan Ya’ qub, yang Dia kira merupakan Esau, supaya Dia senantiasa diberkahi, dilingkupi dengan kebaikan, dikaruniai nikmat melimpah, diberikan rezeki yang banyak, dan jadi tuan untuk kerabat serta keturunannya.

Tidak lama sehabis Nabi Ishaq berakhir berdoa, Esau juga kembali kembali ke rumah. Nabi Ishaq juga kebimbangan. Sampai kesimpulannya dikenal oleh Nabi Ishaq‘ alaihis salam serta Esau bahwasanya Ya’ qub sudah berpura- berpura jadi Esau.

Esau juga sangat marah serta memohon ayahandanya membatalkan doa buat Ya’ qub. Tetapi doa tersebut tidak bisa ditarik kembali. Kesimpulannya dalam kondisi penuh emosi Esau bersumpah buat menewaskan Ya’ qub apabila nanti si bapak sudah wafat.

Mendengar sumpah Esau tersebut, Ribka juga khawatir serta panik. Dia bergegas menyuruh Ya’ qub buat lekas berangkat ke wilayah Laban, Mesopotamia. Di situ Ya’ qub hendak tinggal bersama dengan kerabat Ribka. Ya’ qub pernah berpamitan dengan si bapak kala hendak berangkat ke Mesopotamia.

Si bapak berpesan supaya Ya’ qub tidak menikahi wanita Palestina sebab pada dikala itu mereka merupakan kalangan yang tidak beriman. Selaku pemecahan, Nabi Ishaq menganjurkan Ya’ qub buat mencari istri dari keluarga besar Ibrahim di Mesopotamia.

Nabi Ishaq‘ alaihis salam wafat dunia pada umur 180 tahun serta dimakamkan di Gua Makhpela bersama keluarga besarnya, ialah Nabi Ibrahim‘ alaihis salam, Sarah, serta Ribka yang sudah berangkat terlebih dulu.

Selepas kepergian si bapak, Ya’ qub kembali lagi ke Palestina sehabis belasan tahun tinggal di Mesopotamia. Dia mengajak dan keluarganya yang terdiri dari 2 orang istri, 2 selir, 2 belas anak lelaki, serta satu orang anak wanita. Pada dikala itu Ya’ qub serta Esau sudah berdamai kembali serta silih memaafkan. Cerita lebih lengkap menimpa Rasul yang kesalehannya dipuji oleh Allah SWT ini pula dapat ditemui pada novel Nabi Ishaq AS dibawah ini.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati