Rembang, Mitrapost.com – Raden Ayu Kartini merupakan pahlawan nasional pejuang kesetaraan wanita yang semasa hidupnya mengabdi sebagai istri dari Bupati Rembang saat itu. Untuk memperingati perjuangannya, setiap hari kelahirannya diperingati sebagai Hari Kartini yakni pada 21 April.
Setelah perjuangan yang panjang demi mengangkat derajat wanita Indonesia, Raden Ayu Kartini akhirnya wafat di usianya yang masih cukup belia saat melahirkan anak pertamanya, Soesalit Djojoadhiningrat. RA Kartini wafat dan dimakamkan di tanah keluarga yang terletak di Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang.
Makam pahlawan nasional pejuang derajat wanita Indonesia itu, kini diharapkan menjadi tujuan utama masyarakat luar daerah yang akan berkunjung ke Kota Garam alias Rembang.
Juru kunci makam RA Kartini, Wartono mengatakan, masyarakat mulai menganggap makam RA Kartini sebagai tempat sakral yang setara dengan makam para wali.
Sehingga, dengan adanya pandangan tersebut, kini masyarakat luar daerah yang berangkat dari Semarang menuju Surabaya maupun sebaliknya mulai menjadikan makam RA Kartini sebagai tujuan ziarah mereka.
“Setelah mengetahui siapa sih RA Kartini ini, akhirnya banyak sekali pesiar wali yang melewati rute Semarang-Surabaya pasti akan mampir kesini,” ungkapnya.
Wartono menambahkan setelah pengetahuan masyarakat akan makam RA Kartini semakin terbuka, kunjungan terus berdatangan. Bahkan pandemi covid-19 pun tak berdampak signifikan kepada para peziarah.
“Pandemi tidak berpengaruh ya, mbak. Karena intinya ini kan tempat ziarah, ziarah ini kan berhubungan dengan wali,” imbuhnya.
Sebelum ramadhan, setiap bulan pengunjung makam diperkirakan mencapai 4500 kunjungan. Sebelum Hari Kartini, Wartono mengungkap sempat ada 30 bis yang melakukan ziarah ke makam pahlawan kesetaraan wanita itu.
“Sebelum puasa kunjungan itu masih di kisaran 3.500 sampai 4.500 per bulannya. Menurut saya, pandemi tidak berpengaruh, terakhir saya juga menerima tamu dari Purworejo sebanyak 30 bis,”