Mitrapost.com – Nabi Yahya merupakan nabi serta rasul ke- 23 yang pantas diimani. Kisah Nabi Yahya masih dipegang masyarakat hingga saat ini, berkenaan dengan sang nabi yang menentang pernikahan antar saudara. Bahkan dikisahkan bahwa Nabi Yahya dibunuh oleh seorang wanita yang menginginkan darahnya.
Nabi Yahya ialah anak yang dinanti- nanti kehadirannya oleh Nabi Zakaria AS. Pada masa tuanya, Nabi Zakariya beserta istrinya yang mandul belum pula dikarunia anak. Lalu keduanya berdoa dengan penuh kelembutan kepada Allah SWT. Allah kemudian mengabulkan doa Nabi Zakaria.
Ia lahir saat ayahnya sudah menginjak usia senja. Sehingga Allah SWT memberikan mukjizat kepada Nabi Yahya AS dengan hafal kitab sejak usia kanak-kanak.
” Wahai Zakaria! Kami berikan berita gembira kepadamu dengan seseorang anak pria namanya Yahya, yang Kami belum sempat membagikan nama semacam itu lebih dahulu,” firman Allah dalam pesan Maryam ayat 7.
Nabi Yahya lahir pada 1 Saat sebelum Masehi. Beberapa riwayat mengatakan Nabi Yahya lahir 3 bulan lebih dahulu daripada kelahiran Nabi Isa AS.
Nabi Yahya berkembang jadi anak yang pintar, berperilaku baik, serta pandai menahan hawa nafsu.
” Allah mengantarkan berita gembira kepadamu dengan( kelahiran) Yahya, yang membetulkan suatu kalimat( firman) dari Allah, panutan, berkemampuan menahan diri( dari hawa nafsu) serta seseorang nabi di antara orang- orang saleh,” firman Allah dalam pesan Ali Imran ayat 39.
Nabi Yahya populer selaku seseorang yang sangat menyayangi fauna. Sesuatu hari, Nabi Yahya menegur sahabatnya yang bermain menyiksa seekor burung. Nabi Yahya memohon sahabatnya buat membebaskan burung tersebut.
” Serta Kami bagikan hikmah kepadanya( Yahya) selagi ia masih anak- anak, serta( Kami peruntukan) rasa kasih sayang( kepada sesama) dari Kami serta bersih( dari dosa). Serta ia juga seseorang yang bertakwa, serta sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, serta ia bukan orang yang sombong( bukan pula) orang yang durhaka,” firman Allah tentang Nabi Yahya dalam pesan Maryam ayat 13- 14.
Nabi Yahya pula menasehati temannya yang gemar melempari unta dengan batu.
” Wahai kawanku, unta ini merupakan makhluk ciptaan Allah. Janganlah sekali- kali kita menyakiti fauna. Terlebih unta yang sangat berguna untuk kehidupan kita,” kata Nabi Yahya, dilansir dari dair novel Nabi Yahya AS Si Penyayang Makhluk Hidup karya Novi Vidya S serta Regu Emir.
Nabi Yahya berusia berdakwah menjajaki bapaknya, Nabi Zakaria yang menyeru kebenaran pada Bani Israil yang berbuat maksiat.
Diketahui bahwa Nabi Yahya hafal Al Kitab Taurat.
Allah SWT berfirman dalam Q.S Maryam ayat 12-13 sebagai berikut:
يَٰيَحْيَىٰ خُذِ ٱلْكِتَٰبَ بِقُوَّةٍ ۖ وَءَاتَيْنَٰهُ ٱلْحُكْمَ صَبِيًّا (12) وَحَنَانًا مِّن لَّدُنَّا وَزَكَوٰةً ۖ وَكَانَ تَقِيًّا (13)
Artinya: “Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak, dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dan dosa).” (Q.S Maryam: 12-13)
Selain hafal kitab Taurat sejak kecil, Nabi Yahya AS berbakti kepada orang tuanya. Tidak ada kesombongan dalam diri Nabi Yahya AS apalagi durhaka kepada kedua orang tuanya. Bahkan Allah SWT memberikan kesejahteraan atas dirinya. Ia gigih mengajak kaum Bani Israil untuk terus menyembah Allah SWT.
وَبَرًّۢا بِوَٰلِدَيْهِ وَلَمْ يَكُن جَبَّارًا عَصِيًّا (14) وَسَلَٰمٌ عَلَيْهِ يَوْمَ وُلِدَ وَيَوْمَ يَمُوتُ وَيَوْمَ يُبْعَثُ حَيًّا (15)
Artinya: “Dan ia adalah seorang yang bertakwa, dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka. Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.” (Q.S Maryam: 14-15)
Nabi Yahya juga menyarankan orang yang bertobat dengan mandi di sungai Jordan ataupun asy- Syariah. Mandi ini diketahui selaku mandi besar buat menyucikan diri. Dalam ajaran Kristen mandi ini diketahui dengan pembaptisan. Nabi Yahya pula yang membaptis Nabi Isa AS.
Nabi Yahya serta Zakaria pula melawan Raja Herodus yang memahami Bani Israil dengan zalim.
Raja Herodus tidak bahagia dengan kedatangan Nabi Yahya yang alim bijaksana. Nabi Yahya sanggup menyiarkan agama Allah dengan baik serta membuat Bani Israil berpaling dari Raja Herodus.
Sesuatu kala Raja Herodus memanggil Nabi Yahya buat memohon komentar. Raja Herodus mau menikahi wanita yang tidak halal menurutnya, Gadis Herodia. Sebagian menyebut wanita itu merupakan anak tiri Herodus serta sebagian lain menyebut wanita tu keponakan Herodus.
Yahya dengan tegas berkata perkawinan itu dilarang oleh Allah SWT. Yahya menyebut Allah hendak mengazab perkawinan yang tidak halal itu.
Herodus marah serta tidak terima perkataan Yahya. Ia juga mengurung Nabi Yahya dalam penjara.
Gadis Herodia pula tidak bahagia dengan Yahya. Ia juga memohon supaya Herodus menghukum Yahya dengan memenggal kepalanya.
Raja Herodus mengabulkan permintaan Herodia. Nabi Yahya juga dibunuh dikala masih berumur sangat muda ialah 32 tahun.
Allah SWT juga menjanjikan kesejahteraan untuk Nabi Yahya.
” Serta kesejahteraan untuk dirinya pada hari lahirnya, pada hari wafatnya, serta pada hari ia dibangkitkan hidup kembali,” pesan Maryam ayat 15.
Allah lalu mengazab Raja Herodus serta pengikutnya.
” Sebetulnya orang- orang yang mengingkari ayat- ayat Allah serta menewaskan para nabi tanpa hak( alibi yang benar) serta menewaskan orang- orang yang menyuruh manusia berbuat adil, sampaikanlah kepada mereka berita gembira ialah azab yang pedih,” pesan Ali- Imran ayat 21.
Dari cerita Nabi Yahya ada beberapa pelajaran yang bisa dipetik. Awal, Nabi Yahya mencontohkan adab terhadap fauna.
Manusia sebaiknya mencintai fauna selaku ciptaan Allah SWT. Mencintai fauna berarti mengakui kekuasaan serta ciptaan Allah.
Nabi Yahya pula berani berikan ketahui sahabatnya yang salah.
Nabi Yahya pula dengan tegas menentang perbuatan keji serta mungkar semacam perkawinan yang dilarang oleh Allah. Ia tidak khawatir walaupun dihukum serta dibunuh.
“Wahai Abu Yahya, ceritakanlah tentang peristiwa pembunuhanmu, dan mengapa Bani Israil membunuhmu?” Zakaria menjawab, “Wahai Muhammad, aku beritahukan kepadamu, bahwa Yahya adalah manusia terbaik pada zamannya, ia memiliki wajah yang rupawan dan bersinar, dan seperti difirmankan oleh Allah bahwa ia adalah seorang panutan dan berkemampuan menahan diri (dari hawa nafsu). Ia sama sekali tidak butuh seorang wanita. Lalu istri dari raja Bani Israil ketika itu, yang senang menggoda kaum pria, suka terhadap Yahya (sebelum wanita itu menjadi istri raja). Kemudian wanita itu pun menggoda Yahya, namun Allah masih menjaga Yahya hingga ia menolak dan tidak mau melakukan hal-hal yang tidak terpuji bersama wanita tersebut. Lalu wanita itu bertekad untuk membunuh Yahya.
Ketika itu adalah hari raya, hari berkumpulnya semua masyarakat pada setiap tahunnya. Lalu raja pun berkumpul bersama rakyatnya untuk merayakan hari tersebut. Kemudian wanita itu menghampiri raja yang memang suka terhadapnya, namun wanita tersebut saat itu belum menyukainya.
Lalu setelah menghampirinya, wanita itu menggoda raja dan bersedia untuk dinikahi. Setelah mendapatkan penawaran yang memang ditunggu-tunggunya, lalu raja itu berkata,
“Mintalah kepadaku apa saja yang kamu inginkan, aku pasti akan meluluskannya.”
Lalu wanita itu berkata, “Aku ingin darah Yahya bin Zakaria.”
Raja itu terkejut bukan main, lalu ia berkata, “Mintalah yang lain, atau darah orang lain selain Yahya.”
Wanita itu tetap bersikukuh, “Aku hanya ingin darah Yahya.”
Maka raja itu pun menyetujuinya, “Baiklah kalau begitu, darahnya akan aku berikan kepadamu.” (*)
Redaksi Mitrapost.com