Surabaya, Mitrapost.com – Penyaluran jaspel atau apresiasi kepada tenaga pendidik TPQ dan sekolah minggu di kota Surabaya sudah mencapai 10.477 pendidik.
Penyaluran jaspel ini sudah diberikan secara simbolis oleh wali kota Surabaya Eri Cahyadi dalam pengarahan kepada tenaga pendidik keagamaan (TPQ dan sekolah minggu) se-Kota Surabaya di lantai 2 Balai Kota Surabaya, Kamis (21/4/2022). Acara dilakukan secara via daring dan luring.
Adapun jaspel yang diberikan kepada para pendidik TPQ dan sekolah minggu adalah sebesar Rp500 ribu per bulannya. Sedangkan untuk saat ini, Pemkot Surabaya mencairkan untuk 3 bulan sekaligus yaitu Januari, Februari, dan Maret. Namun, untuk kedepannya, penyaluran akan dilakukan setiap bulan.
“Jadi, 3 bulan ini belum dicairkan dan saya minta untuk dicairkan bulan ini semuanya, tapi ke depannya saya minta dicairkan tiap bulan, sembari Kemenag dan pemkot melakukan evaluasi, apakah ada perubahan-perubahan di masing-masing TPQ dan sekolah minggu itu,” kata Wali Kota Eri.
Menurutnya, pemberian apresiasi atau jaspel ini berasal dari APBD Surabaya yang dibagikan untuk seluruh guru agama.
“Apalagi, saya sudah meminta tadi sebelum memulai pengajaran dan sesudah pengajaran untuk mendokan Kota Surabaya. Jadi, karena ini pakai APBD Surabaya, ya tolong didoakan Surabaya,” ujarnya.
Wali kota juga menyatakan bahwa menjadi hal yang penting untuk membangun karakter anak bangsa. Sehingga Ketika kelak menjadi pemimpin, sudah memiliki landasan agama yang baik.
Oleh karena itu, dari agama Islam TPQ maupun sekolah minggu, ada juga Budha dan Hindu dan agama lainnya bersama-sama membentuk karakter anak-anak dengan menyesuaikan ajaran agama masing-masing, sehingga dia bisa menerjemahkan keagamaannya itu ke dalam kehidupan sehari-hari. “Dengan cara itu, insyallah akan membuat Surabaya adem,” tegasnya.
Ia juga berpesan kepada para tenaga pendidik TPQ dan sekolah minggu, untuk mengajarkan anak-anak mengamalkan isi dari kitab suci masing-masing.
“Akan jadi bimbang ketika dia sudah hafal surat-surat tapi tidak tahu maksudnya, sehingga dalam menerjemahkan ke kehidupan mereka tidak akan bisa. Berbeda jika dia sudah hafal dan mengerti maksudnya, maka dia bisa mengamalkan ilmunya itu di dunia nyata,” katanya.
Wali Kota Eri juga yakin apabila sudah berjalan dengan semua agama di dalamnya, maka Kota Surabaya ini akan menjadi kota yang baldatun thoyyibatun warobbun ghafur, kota yang aman dan damai. “Saya minta tolong kepada njenengan semuanya Bapak-Ibu, saya titip betul Kota Surabaya ini,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Pendidikan Al-Quran (FKPQ) Indonesia di Kota Surabaya M. Alfan Nabhan menyampaikan apresiasi kepada Pemkot Surabaya, terutama Wali Kota Eri atas kebijakan memberikan insentif kepada guru ngaji ini. Tentunya, ini sangat berharga bagi para guru ngaji dan guru sekolah minggu.
“Dari sekian kabupaten atau kota di Jawa Timur, memang apresiasi yang diberikan oleh Pemkot Surabaya ini sangat luar biasa dan sangat menghargai kami. Terimakasih support dan atensinya Pak Eri,” kata Alfan.
Ia juga mengapresiasi tantangan yang diberikan oleh Wali Kota Eri kepada para guru TPQ dan guru sekolah minggu, yaitu membuat anak didiknya mengerti dengan kitab yang dipelajarinya. Menurutnya, tantangan ini akan membuat lembaga-lembaga pengajaran itu berbenah, baik dari segi metode pendidikannya maupun administrasi lembaganya, sehingga hasil kinerja atau pembelajaran yang diberikan akan semakin bermanfaat bagi anak didiknya.
“Jadi, ini sebuah tantangan bagi kami, pendidik tidak hanya mengenalkan huruf Al-Quran dan bisa mengaji, tapi harus bisa mengimplikasikan dalam suatu perbuatan yang berakhlakul karimah secara qurani,” pungkasnya. (*)
Redaksi Mitrapost.com