Mengutip dari Channel News Asia, rugi bersih dari perusahaan SEA membengkak pada kuartal pertama tahun lalu, yang disebabkan oleh perusahaan yang mempercepat ekspansinya.
Adanya penurunan kekayaan Forrest Li sebesar 80% dari bulan Oktober 2021 ini menunjukkan adanya kerentanan saham pada sektor teknologi.
Peningkatan pesat kekayaannya ditopang oleh tingginya permintaan layanan seperti e-commerce Shopee dan game Garena selama pandemi Covid-19.
Namun kemudian hal ini terancam karena adanya perang Ukraina Rusia serta kenaikan suku bunga acuan yang ditetapkan bank sentral sebagai usaha untuk mengendalikan inflasi yang sudah naik.
“SEA akan menghadapi tantangan yang meningkat pada tahun 2022,” ujar Shawn Yang selaku managing director Blue Lotus Capital, yang memangkas target harga SEA dari US$180 per saham menjadi US$105 pada 10 Mei lalu.
Perwakilan dari SEA sendiri menolak untuk berkomentar atas hal ini. Sebetulnya, penurunan kekayaan para bos sektor teknologi tak hanya dialami oleh Forrest Li. Namun juga Eric Yuan bos dari Zoom juga kehilangan kekayaan sebesar US$4,4 miliar. Lalu juga ada Jeff Bezos pendiri Amazon yang kehilangan kekayaan US$58 miliar. (*)