Menurut dia sepinya permintaan sewa bus dan travel pariwisata disebabkan banyak faktor, salah satunya masyarakat masih menahan diri untuk berwisata.
Permintaan gathering golongan perkantoran hingga bulan agustus juga belum banyak, pasalnya belum semua kantor anggarannya stabil.
Begitupun permintaan wisata religi atau ziarah dari kelompok pengajian, yayasan, dan pesantren. “Ziarah kan mereka persatuan tahlil mereka urunan ada uang kas. Saat pandemi tidak boleh kumpul sementara organisasinya vakum. Kas nya 0. Dari pihak ziarah yayasan pesantren, tahlilan baru sepi ga ada duitnya, ” kata Sugiharto.
Selain adanya masyarakat yang menunda berwisata. Disinyalir sepinya permintaan atau sewa pariwisata juga disebabkan adanya monopoli perusahaan travel tertentu.
Monopoli ini terasa khususnya saat liburan sekolah, kegiatan piknik sekolah atau study tour pada lingkungan sekolah di lingkup Dinas Pendidikan Kabupaten Pati disinyalir ‘dikuasai’ oleh biro pariwisata tertentu.