Keberadaan Tambang Dituding Sebagai Penyebab Hilangnya Mata Air di Lereng Kendeng

Pati, Mitrapost.com – Humas Warga Peduli Sosial, Hukum, dan Lingkungan Hidup (Wali-SHL) Pati, Hatono menilai mata air yang ada di kawasan lereng Kendeng hilang. Kondisi itu dinilai salah satunya akibat marak pertambangan di wilayah tersebut.

Menurutnya, ada sejumlah mata air yang berada di lokasi pertambangan. Mata air tersebut ada yang hilang karena ditambang dan ada yang debit airnya mengecil karena zona tangkapan airnya ditambang.

“Sebelum maraknya pertambangan, terdapat banyak mata air di wilayah kami, namun semenjak banyak pertambangan, sejumlah mata air mengering, bahkan ada yang hilang. Jadi mata air hilang gara-gara tambang,” ujarnya belum lama ini.

Selain mata air, lanjut dia, fauna di kawasan tersebut juga ikut hilang karena ada pertambangan. Diantaranya adalah spesies burung hantu, elang jawa, kelelawar, dan lebah.

“Burung hantu dan elang jawa terancam punah pahadal itu dilindungi. Karena sarangnya di batu, kalau ditambang terus pastinya hilang. Padahal burung itu membantu petani mengurangi hama tikus,” jelasnya.

Ia menambahkan, dengan adanya pertambangan di sana menyebabkan banyak dampak bagi masyarakat. Diantaranya, bangunan fisik, mengganggu ketertiban umum, maupun kesehatan.

“Banyaknya debu di jalan yang diakibatkan oleh truk dump yang lewat. Juga seringnya truk dump kebut-kebutan dengan artian dia mengejar target. Sehingga ada kecelakaan di sana,” ungkapnya.

Hartono menegaskan bahwasanya menolak adanya pertambangan di sepanjang jalur Sukolilo-Prawoto. Apalagi yang tidak mengantongi izin operasional.

Sebagai informasi, perusahaan tambang sepanjang jalan Sukolilo-Prawoto hanya satu yang mengantong IUP OP yakni PT Tri Lestari yang terletak di Desa Wegil. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati