Politik Identitas Jadi Perhatian Utama NU

“Selama orde baru ini, selama 32 tahun, kecenderungan ini dicoba untuk dinetralisir oleh pemerintah waktu itu tapi dengan cara yang lebih represif, sehingga walaupun memang pada akhirnya ada pelunakan di dalam politik identitas itu,” kata Gus Yahya.

Akan tetapi, cara tersebut tidak menghilangkan tradisi ini secara permanen. Gus Yahya lantas meminta agar hal itu tidak dijadikan sebagai syahwat politik.

“Tetapi begitu terjadi reformasi politik dan represif pemerintah berhasil dihilangkan, kecenderungan politik identitas dan politik aliran itu meruyak kembali seperti sesuatu yang tadinya lama tersimpan dan tiba-tiba terbuka. Ini menjadi tantangan yang cukup berat bagi kita termasuk bagi NU,” katanya.

“Saya kira semua orang juga mengetahui, dan kami sendiri dalam kepemimpinan NU menyadari bahwa di dalam lingkungan NU sendiri kecenderungan politik identitas itu masih cukup kuat, terutama karena semangat atau dalam istilah yang lebih peyoratif, bisa dikatakan syahwat politik,” tutur dia.