Menurutnya, aplikasi ini juga digunakan oleh para guru sehingga guru melakukan proses yang sama dengan siswa.
“Guru juga melakukan e-presensi, sama dengan siswa, setelah melakukan input presensi nanti pelanggarannya akan terakumulasi dalam aplikasi smart book, yang bisa dicek melalui HP masing-masing, untuk kemudian setelah direkap nanti akan ditindaklanjuti dari sekolah, sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan,” terangnya.
Putri menjelaskan, bagi siswa pada poin atau angka pelanggaran tertentu, akan mendapat surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga. Dari masing-masing peringatan itu nanti akan ada pembinaan, sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan di sekolah.
“Begitu juga dengan guru juga berlaku pemberian untuk akumulasi poin tersebut,” imbuhnya.
Salah satu wali murid, Agus Nuryanto menyampaikan bahwa kehadiran aplikasi ini sangat penting untuk mengontrol kedisiplinan murid.
“Dengan aplikasi ini, kami bisa memantau kedisiplinan anak kami dalam mengikuti proses belajar di sekolah, selaku orang tua siswa sangat terbantu dengan adanya digitalisasi presensi di SMK Mipha ini,” katanya.