Mitrapost.com – RS Indonesia yang berlokasi di Beilt Lahiya, Jalur Gaza tak luput dari serangan Israel. Hal itu membuat kondisi menjadi mencekam. Apalagi satu petugas medis RS tewas dalam serangan tersebut.
Usai terjadi pengeboman tanpa henti dari Israel, rumah sakit tersebut dipenuhi pasien. Para ahli bedah di Gaza pun bekerja siang dan malam demi menyelamatkan nyawa para pasien. Bahkan bedah juga dilakukan di koridor atau ruang tunggu rumah sakit.
“Kami memerlukan waktu satu jam karena kami tidak tahu kapan kami akan menerima pasien. Beberapa kali kami harus menyiapkan ruang bedah di koridor dan bahkan terkadang di ruang tunggu rumah sakit,” kata Dr. Mohammed al-Jalankan dilansir dari Tempo.
RS Indonesia juga sempat kekurangan bahan bakar yang menyababkan generator hampir mati dan nyawa para pasien terancam.
Kementerian Kesehatan Palestina, Retno telah mengupayakan masuknya bahan bakar ke Jalur Gaza dengan menekankan alasan kemanusiaan.
“Sekali lagi, dengan alasan kemanusiaan,” tegasnya.
Sebagai informasi, RS Indonesia didirikan di atas lahan seluas 16.000 meter persegi yang diberikan oleh pemerintah Gaza pada tahun 2011 lalu.
RS Indonesia dibangun dengan dana sumbangan dari masyarakat Indonesia. Rumah sakit tersebut kemudian beroperasi mulai bulan Desember 2015.
Fasilitas yang ada di RS Indonesia yaitu ada sebanyak 110 tempat tidur dan menyediakan berbagai layanan kesehatan, termasuk perawatan pasien inap, ruang operasi, ICU, dan unit gawat darurat. (*)
Redaksi Mitrapost.com