Pati, Mitrapost.com – Suratno, Ketua PPDI (Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia) dan NPCI (Nasional Paralympic Commitee Indonesia) Kabupaten Pati mengeluhkan minimnya perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati untuk teman-teman penyandang disabilitas.
“Terus terang, ada (keluhan). Cuma, saya rasa masih perlu ditingkatkan kembali (perhatiannya),” ucapnya saat ditemui Wartawan Mitrapost di pendopo Pati, pada Senin (22/01/2024) saat kegiatan RPJPD Kabupaten Pati Tahun 2025-2045.
Suratno juga mengharapkan pembangunan sarana dan prasarana, serta manajemen bagi penyandang disabilitas di Pati bisa lebih dimaksimalkan lagi. Sehingga, mereka dapat memiliki wadah yang lebih baik.
“Suport untuk teman-teman, sudah ada, cuma masih kurang. Misalnya, sarana dan prasarananya sangat minim untuk teman-teman yang berprestasi,” tambahnya.
Yang disayangkan Suratno, teman-teman disabilitas minim yang mempunyai ijazah SMA atau Sarjana (S1). Hal ini bisa menjadi kendala ketika Pemerintah Kabupaten Pati membuka pekerjaan khusus penyandang disabilitas.
“Kalau pendidikan di data saya yang paling banyak hanya SD, SMP. SMA bisa dihitung dengan jari, apalagi yang Sarjana. Tetapi yang baru-baru ini banyak teman-teman (disabilitas) pendidikannya sudah tinggi. Tunanetra yang Sarjana juga banyak,” ucapnya.
Dengan pendidikan SMA atau Sarjana (S1), minimal teman-teman Disabilitas bisa ikut bekerja dan setara dengan teman-teman yang lainnya.
Lebih lanjut, Suratno juga menyinggung pendidikan inklusif di Pati. Saat ini, sekolah memang dilarang menolak anak-anak yang disabilitas. Namun, menurut pengamatan, beberapa aspek masih dirasa kurang. Terutama, terkait Sumber Daya Manusianya (SDM).
“Pengamatan saya dari pendidiknya yang kurang, SDM-nya yang kurang. Dia tidak memahami anak berkebutuhan khusus, tapi cara mengatasinya disamakan dengan non-disabilitas. Itu yang saya sayangkan,” ucapnya.
“Harusnya tidak seperti itu. Harusnya guru yang berpengalaman di bidang itu harus disiapkan dulu, agar tercapai pendidikan yang inklusif. Kalau hanya slogan susah akan mendapatkan pendidikan yang inklusif,” pungkasnya. (iwp)

Wartawan Mitrapost.com



