Pati, Mitrapost.com – Ratusan warga Dukuh Bogorame, Desa Bogotanjung, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati menggelar ritual perang nasi. Bertempat di punden yang dikeramatkan, ritual perang nasi merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang yang bertujuan untuk ngalap berkah.
Nasi yang digunakan untuk perang dan saling lempar adalah hasil bawaan warga yang dibungkus lengkap dengan lauk pauk sayuran dan peyek dan telur.
Salah satu warga setempat, Priyo mengatakan, perang nasi ini sudah lama dilakukan oleh warga Dukuh Bogorame. Dengan harapan diberi kelimpahan saat panen padi.
“Sebelum perang nasi dilakukan, didoakan terlebih dahulu. Baru kemudian warga melaksanakan perang nasi,” ujarnya kepada Mitrapost.com, Kamis (22/5/2025).
Sementara itu, Kepala Desa Bogotanjung, Budiharto menyatakan bahwa perang nasi sudah ada sejak dulu dari nenek moyang, sehingga masyarakat meneruskan.
“Kalau melihat dari sejarahnya, perang nasi ini menandakan kalau sudah diberikan yang berlebih. Akhirnya nasi ditabur-tabur. Jadi bukan hanya kita yang merasakan hasil bumi, tapi bumi juga ikut merasakan,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, bahwa tidak ada warga yang merasa tersakiti dengan dilempar nasi. Lantaran, sudah menjadi tradisi setiap tahunnya.
Bahkan, warga mempercayai jika terkena lemparan nasi akan mendapatkan berkah. Jika tidak justru tidak berkah.
“Kalau di sini memang begitu mas, sudah tradisi. Dan sudah jadi kepercayaan warga,” paparnya.
Selain perang nasi, warga juga berebut gunungan yang diarak menuju punden dengan diringi singo barong. Ada tujuh gunungan yang berisi hasil bumi. (*)

Wartawan Mitrapost.com