Perjalanan Inspiratif Generasi Keluarga PT Djarum: Diukur Berdasarkan Luas Kuburan

Mitrapost.comPT Djarum merupakan salah satu pabrik rokok terbesar di Indonesia. Direktur Utamanya, Victor Rachmat Hartono menceritakan kisah perjalanan inspiratif seluruh generasi keluarganya sebelum masuk dalam dunia rokok.

Cerita tersebut diukur berdasarkan perbandingan luas ukuran makam kakek buyutnya. Generasi keempat memiliki ukuran makam yang sangat besar, disusul generasi kelima lebih kecil dan generasi keenam makin kecil. Hartono menyamakan ukuran luas makam tersebut dengan indikasi real estatenya yang makin kecil.

“Saya ini pengurus makam keluarga, jadi saya tahu makam yang generasi keempat itu gede banget, generasi ke-5 makin kecil, ke-6 kok makin kecil ya. Ini nggak punya dana ini. Itu indikasi kenyataan. Real estatenya makin kecil,” kelakar Hartono dalam acara Meet The Leaders by Universitas Paramadina di Trinity Tower, Jakarta Selatan, (26/7/2025).

Dilansir dalam Detikfinance, Hartono menjelaskan kakek moyangnya yang bergenerasi keempat memulai bisnis pertamanya dengan masuk ke dalam industri minyak kacang tanah. Minyak kacang digunakan untuk memasak sayur dan makanan lainnya, sebelum muncul minyak sawit.

Begitu minyak sawit marak, minyak kacang tanah terpaksa kalah saing. Dalam hal panen, sawit berhasil mencapai 12 kali dalam setahun, sedangkan kacang tanah hanya bisa 2-3 kali. Hal ini menjadi tanda bahwa industri perdagangan belum tentu akan bertahan dalam jangka waktu yang panjang.

Lalu di dua generasi berikutnya, bisnis keluarganya terus terombang-ambing tanpa kejelasan. Hingga masuk dalam generasi ke tujuh, kakeknya yang bernama Oei Wie Gwan memulai usaha mercon pada tahun 1927 hingga mampu mendirikan pabrik kembang api.

Mercon bermerek Cap Leo ini memiliki prospek yang sangat baik, yang dalam sejarahnya di tempat lain sudah bertahan sampai ribuan tahun. Hingga di masa Jepang masuk ke Indonesia, Belanda memberikan larangan peredaran bubuk mesiu (mercon) yang mengharuskan pabrik tutup.

Sampai detik ini, larangan pembukaan pabrik mercon legal masih berlaku di Indonesia. Proses perombang-ambingan bisnis kembali menghantui keluarganya dalam rentang tahun 1942-1951.  Berbagai macam bisnis dilakukan, termasuk sebagai kontraktor pembangunan landasan udara Ahmad Yani.

Barulah, di tahun 1951, Oei Wie Gwan memberanikan diri untuk membeli sebuah pabrik rokok kretek kecil di Kudus. Kini, pabrik yang bernama Djarum yang dibawah pimpinan Hartono itu memenuhi daerah Kudus di setiap titiknya.

Di tangan Hartono yang merupakan generasi ke sembilan, Djarum tumbuh menjadi salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia, bahkan merambah di berbagai lini mulai dari perbankan, property, pendidikan, makanan, elektronik hingga kesehatan. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati