Mitrapost.com – Lima unit alat berat berupa crane diturunkan untuk mengevakuasi bangunan musala pondok pesantren (Ponpes) Al Khozyni, Sidoarjo, pada Kamis (2/10/2025). Evakuasi alat berat ini dilakukan setelah petugas tidak menemukan tanda kehidupan korban.
Hal ini dikonfirmasi oleh Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno. Pihaknya menjelaskan, penerjunan alat berat dilakukan setelah pihaknya memberikan penjelasan kepada pihak keluarga dan mendapat persetujuan.
“Tidak lagi ada tanda-tanda ditemukan kehidupan. Itu sudah dijelaskan kepada keluarga dan oleh karena itu keluarga juga setuju untuk penggunaan alat berat Toh penggunaan alat berat pun akan digunakan dengan sangat-sangat hati-hati,” ucap dia, dikutip CNN Indonesia.
“Mohon doanya ya semoga para korban masih ditemukan selamat, kita terus berdoa untuk itu. Semoga juga keluarga korban diberi ketabahan, kesabaran, keikhlasan menghadapi musibah yang sangat memprihatinkan ini,” imbuh dia.
Sebelumnya, tim SAR Gabungan dan jajaran pemerintah telah melakukan asesmen sebelum menurunkan alat berat. Basarnas juga melakukan berbagai upaya untuk mendeteksi adanya korban hidup di reruntuhan, meski hasilnya tak ada tanda-tanda kehidupan sejak semalam.
“Barusan kita dipimpin oleh Pak Kepala BNPB berdialog lagi karena setiap hari terus dilakukan komunikasi dengan keluarga para santri. Apakah sudah saatnya untuk dilakukan mulai evakuasi dengan menggunakan bantuan alat-alat berat,” terang Pratikno.
Sebelumnya, gedung tiga lantai termasuk musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, roboh pada Senin (29/9/2025) saat para santri tengah melaksanakan salat Ashar. Akibatnya, ratusan orang tertimpa reruntuhan bangunan tersebut.
Bupati Sidoarjo Subandi mengatakan, setelah pemeriksaan, ditemukan bahwa gedung musala diduga tidak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB). Selain itu, hasil konstruksi bangunan di lantai tiga disebut tidak sesuai standar.
“Ini saya tanyakan izin-izinnya mana, tetapi ternyata enggak ada. Tadi ngecor lantai tiga, karena konstruksi tidak standar, jadi akhirnya roboh,” kata dia, Selasa (30/9/2025). (*)

Redaksi Mitrapost.com