Mitrapost.com – Tragedi hebat kebakaran hutan melanda kawasan California dan sekitarnya sejak Senin (7/9/2020) lalu. Terjadinya kebakaran tersebut hingga sempat menyebabkan langit berwarna jingga.
Jago merah melahap sebagian California, Oregon dan Washington terus meluas dan belum bisa dikendalikan hingga saat ini. Kebakaran hutan ini diyakini sebab perubahan iklim di mana suhu udara kian panas. Peristiwa tersebut merenggut sedikitnya 25 orang dan ribuan rumah menjadi abu.
Baca juga: Fenomena Langka, Penampakan Paus Biru Terjadi Tiga Kali dalam 100 Tahun
Akibat kebakaran ini suhu di sejumlah tempat mengalami peningkatan dan wilayah setempat mengalami asap udara pekat dengan abu dan bara api. Tak hanya itu, langit di dekat lokasi kebakaran juga memerah. Bahkan, sejumlah transportasi sampai menyalakan lampu karena pandangannya yang terbatas.
Mengenai langit yang berwarna jingga di California, melansir Kompas.com Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Agie Wandala menyampaikan, fenomena langit berwarna kemerahan yang terjadi di California disebabkan karena tingginya konsentrasi debu partikulat polutan.
Baca juga: Cegah Kasus Bunuh Diri, Langkah Ini Bisa Kamu Lakukan
fenomena langit berwarna kemerahan yang terjadi di California disebabkan oleh tingginya konsentrasi debu partikulat polutan, biasanya berukuran kurang dari 10 mikron di atmosfer akibat pembakaran hutan dan lahan di wilayah tersebut.
Menurutnya, jika ditinjau dari teori fisika atmoster, perubahan langit menjadi kemerahan disebabkan karena hamburan sinar matahari oleh partikel mengapung di udara yang berukuran kecil (aerosol), yang dikenal dengan istilah ‘mie scattering’.
Baca juga: Dilanda Rob, Koruki Demak Sampaikan Pesan Sosial Lewat Seni Virtual
Hamburan ini terjadi jika diameter aerosol dari polutan sama dengan panjang gelombang sinar tampak matahari (visible) di atmosfer. Fenomena ini cenderung terjadi di wilayah sekitar kebakaran hutan dan lahan dengan area yang luas dan durasi yang cukup lama.
Selain meningkatkan konsentrasi polutan di atmosfer, kebakaran hutan dan lahan juga memberikan dampak lain seperti, peningkatan suhu udara di sekitar wilayah karhutla, peningkatan kabut asap yang dapat mengganggu jarak pandang, menyebabkan penyakit ISPA akibat asap karhutla. Selain itu juga, kerusakan ekosistem hutan, kerusakan bangunan, dampak sosial ekonomi, dan lainnya.
Dampak kebakaran hutan cenderung sama di berbagai wilayah dengan dampak paling utama adalah kerusakan ekosistem hutan dan peningkatan kabut asap serta polusi.
Baca juga:
- Tak Bisa Ukur Arah Kiblat Karena Berawan, Masyarakat Dapat Bertemu Lagi dengan Momen Rashdul Qiblah pada Bulan Juli Mendatang
- Hari Ini dan Besok Matahari di Atas Ka’bah, Saatnya Meluruskan Arah Kiblat
- Dilanda Rob, Koruki Demak Sampaikan Pesan Sosial Lewat Seni Virtual
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, instagram, dan twitter
Redaktur: Atik Zuliati
Redaksi Mitrapost.com