Pantang Menyerah, Budidaya hingga Wisata Petik Jamur di Tengah Pandemi

Kemudian ia dan istrinya memutar otak untuk membuat olahan dari jamur tiram.

“Belajar bikin keripik awalnya terpaksa karena pengepul jamur libur pada hari raya besar. Karena jamur panen terus. Pada waktu itu ga bisa jual. Satu hari dibagikan tetangga, hari kedua dimakan sendiri, hari ke tiga dan empat bingung. Terus belajar bikin olahan jamur terus bikin kripik itu,” kata Mahmud kepada Mitrapost.com, Sabtu (28/11/2020).

Di awal-awal keripik jamurnya ini hanya dipasarkan di area Juwana dan di posting secara online. Namun karena tingginya minat pembeli, keripik jamurnya mampu dipasarkan hingga keluar kota.

Baca juga: Polemik Ujian Perangkat Desa di Pati, Dikali 1,5 Pengaruhi Hasil

Baca Juga :   Sopir Mengantuk, Dua Truk Tabrakan di Desa Sundoluhur

“Dulu lokal Juwana tok sekarang tembus Pati, bahkan keluar kota seperti Kudus dan Semarang. Paling sering malah kirim ke Jakarta di Kampung Rambutan dan Bekasi, sebelum pandemi,” ungkap Mahmud.

Dua tahun berjalan, dengan 4 karyawan kini Omah Jamur Mr.M per harinya mampu memproduksi 20-30 kilogram kripik jamur dengan omaset perbulannya mencapai Rp 6-9 juta.

Baca juga: Fase New Normal, Pendapatan Driver Ojol Pati Mulai Meningkat