Baca juga: Tebing 20 Meter di Rembang Longsor Menimpa Rumah Warga
Meski demikian, menurut Pamujo, dari semua bencana tanah longsor pun tanah bergerak yang terjadi masih terhitung relatif kecil. Hal tersebut mengacu pada nihilnya korban jiwa dalam bencana yang terjadi.
“Ya paling longsor, gak begitu parah atau sampai memakan korban,” imbuhnya.
Tanah longsor, menurut data BPBD, juga terjadi di tebiing dekat perumahan warga secara geografis mempunyai ketinggian yang terlalu curam. Sedangkan untuk kejadian di sejumlah lereng bukit atau hutan sampai sejauh ini belum dapat ditemui oleh pihak BPBD Rembang.
“Kebanyakan longsor itu dipemukiman yang di dataran tinggi. Biasanya air grojok, dari atas talang atau genteng itu akhirnya mengikis, akhirnya air liar. Rata-rata saluran tidak tertata dengan bagus, akhirnya langsung merembes ke tanah, dan tanah akhirnya lembek.”
Baca juga: Tanah Bergerak di Rembang, Dua Rumah Warga Terancam Roboh
Pihaknya mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan selama musim penghujan. Sebab longsor yang terjadi tidak hanya yang berada di lereng bukit, masyarakat yang bermukim di bantaran sungai juga harus mewaspadai adanya luapan air yang sewaktu-waktu bisa membuat longsor.