Siswi SMA PGRI 2 Kayen Sulap Gedebog dan Jerami Jadi Tas Kertas

Pati, Mitrapost.com – Sebagai daerah pertanian, Kabupaten Pati mempunyai banyak limbah jerami dan batang pohon pisang atau gedebog pisang. Sering kali limbah-limbah ini dibiarkan membusuk atau dibakar dan tidak dimanfaatkan.

Hal inilah yang membuat dua siswi SMA PGRI Kayen berinisiasi dan berinovasi memanfaatkan limbah tersebut untuk dijadikan sesuatu agar bisa lebih berguna. Mereka adalah Arinda Kusumaningrum (17) dan Via Valenta Kafita Ardian (15).

Mereka bekerjasama menyulap gedebog dan jerami dijadikan tas kertas atau paper bag. Kedua bahan ini mereka olah dengan alat laboratorium yang disediakan sekolahan sehingga menjadi kertas yang kuat menahan beban seberat 4 kg.

Baca juga: Jalur Evakuasi Rusak, Ombudsman Jateng Surati Ganjar dan Bupati Klaten

Baca Juga :   Dewan Pati Dukung Kemendikdud Berlakukan KBM Tatap Muka Bertahap

“Produk ini kita ciptakan karena di wilayah kami itu limbah jerami dan batang pisang sangat melimpah yang pemanfaatannya sangat kurang,” ujar Via saat ditemui Mitrapost.com di SMA PGRI Kayen 2, Selasa (23/2/2021).

Selain banyaknya limbah pertanian, inovasi ini mereka ciptakan untuk mengurangi limbah sampah plastik yang tidak ramah lingkungan. “Dan juga sampah plastik di Indonesia ini sangat melimpah dan itu sangat sulit terurai. Jadi kami mencari solusi untuk mengurangi sampah plastik di Indonesia,” lanjut Via.

Mereka mangaku tas kertas hasil buatannya ini lebih mempunyai keunggulan dibandingkan tas kertas lainnya. Tas kertas ini lebih ramah lingkungan dengan tidak perlu menebang pohon di hutan.

Baca Juga :   Pati Akan Uji Coba PTM, Satu SD dan SMP Tiap Kecamatan

Baca juga: Testing Covid-19 Pati Tak Maksimal, Urutan 2 Terbawah se-Jateng

Paper Bag kami lebih murah, lebih ramah lingkungan dan paper bag kami berasal dari limbah. Kalau paper bag lainnya itu dari pohon yang harus menebang pohon,” imbuh Arinda.

Arinda menjelaskan proses pembuatan ini cukup mudah dengan catatan alat yang diperlukan lengkap.

Sementara itu, guru pendamping, Betty Sinta Indriyani mengatakan inovasi ini juga dilatarbelakangi keputusan Bupati Kabupaten Pati yang melarang penggunaan kantong plastik di toko ritel dan swalayan.