Dalam proses pembuatan bibit kultur ambrio dibutuhkan ketelitian, kesabaran agar tingkat keberhasilannya tinggi.
“Karena berdasarkan pengalaman mereka yang sudah pernah membuat bibit kultur embrio, tingkat keberhasilannya sangat kecil sehingga dibutuhkan uji coba sampai menemukan formula yang tepat untuk kondisi lingkungan di wilayah Pati,” terangnya.
Kelapa kopyor sendiri merupakan kelainan genetik pada buah kelapa. Cirinya ditandai dengan daging buahnya yang empuk dan lepas dari tempurungnya. Selain itu memiliki aroma khas dan berbeda dengan kelapa biasa.
Baca juga: Dispertan Pati Dorong APKI Budidayakan Kelapa Kopyor
Dalam kondisi normal, bibit kelapa yang ditanam dalam satu jenjang berpeluang untuk menghasilkan kelapa kopyor hanya 20 persen, tidak bisa 100 persen. Oleh sebab itu hadirnya laboratorium tersebut diharapkan meningkatkan peluang produksi kelapa bisa menjadi kopyor.
Saat ini sentral komoditas kelapa kopyor di Pati berada di Kecamatan Tayu, Gunungwungkal, Dukuhseti, Margoyoso, Gembong dengan luasan lahan perkebunan mencapai 1.076 hektare. (Adv)