Jargon NKRI Harga Mati, Komitmen Terhadap Keutuhan Bangsa

Pati, Mitrapost.com   – Jargon “NKRI Harga Mati” dan “Hubbul Waton Minal Iman” yang sering digaungkan oleh Nahdlatul Ulama (NU) bukan hanya sekedar ucapan spontan biasa, melainkan kata-kata yang dirancang oleh ulama terdahulu agar anggota atau warga NU memiliki komitmen terhadap keutuhan bangsa.

Jargon yang membumi dan mudah dicerna tersebut secara tidak lansung menjadi penangkal maraknya radikalisme dan terorisme di masyarakat.

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pati, Yusuf Hasyim, mengatakan meski slogan-slogan tersebut bukan merupakan instruksi, para kader NU secara spontan selalu melafalkannnya dalam berbagai kesempatan.

“Memang disengaja. Itu salah satu upaya ulama agar menjaga NKRI tidak pecah tanpa menambahi label Indonesia Islam,” terang Yusuf, Kamis (8/4/2021).

Baca Juga :   Bantu Distribusi Hasil Tani, NU Pati Siapkan Lumbung Nahdliyin

Baca juga: Cara NU Tangkal Paham Radikal di Lingkungan Pesantren

Kalimat “NKRI Harga mati” menegaskan bahwa Indonesia adalah negara kesatuan yang final dan tidak perlu diubah menjadi negara khilafah, negara Islam, atau sistem lain.

“Saya kira para ulama NU menerima NKRI sesuai dengan ajaran Islam. Umat islam di Indonesia bisa memberikan kedamaian kepada Indonesia yang multikultural,” imbuhnya.

Sementara Slogan “Hubbul Waton Minal Iman” atau yang berarti nasionalisme merupakan persuasi yang coba disusun agar masyarakat mencintai agama dan negara sehingga negara Indonesia bisa berjalan beriringan dengan ideologi Pancasila dan konstitisi UUD 1945.

Baca juga: Marak Kasus Terorisme, Paham Radikal Disebar di Dunia Maya

Baca Juga :   40 Persen Tenaga Pendidik ‘Generasi Old’ Dipaksa Melek Teknologi

Yusuf mengatakan slogan-slogan tersebut diharapkan akan tertanam di alam bawah sadar warga NU sehingga menambah kecintaan terhadap tanah air.

“Diajarkan kepada kader penerus untuk memegang teguh rasa cinta terhadap negara. Itu sampai dibuat mars oleh mbah Wahab (Chasbullah) sebagai kepedulian ulama NU terhadap nasionalisme. Islam dan nasionalisme itu satu kesatuan,” terangnya. (*)

Baca juga: Ganjar Ajak FKUB Bersatu Lawan Radikalisme dan Terorisme

 

Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram

Redaktur: Ulfa PS

Komentar