Permainan Tradisional Dinilai Bisa Ajarkan Siswa Tak Berpaham Radikal

Baca juga: Cara NU Tangkal Paham Radikal di Lingkungan Pesantren

Selain itu, Ganjar menekankan pentingnya rasa kemanusiaan terhadap sesama. Misalnya, membantu siswa lainnya yang tengah membutuhkan. Seperti halnya, ikut membantu saat ada teman yang kesulitan, membantu tetangga yang kesusahan, atau bersikap bijak saat menggunakan media sosial.

Di media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, atau sejenisnya, biasanya bermunculan ujaran yang melenceng. Dia berharap, siswa bisa selektif dan bijak dalam menanggapi.

“Kalau di medsos ada yang serem, kita beri contoh yang baik,” sambung gubernur.

Baca juga: Dinkominfo Petakan Data Pemerintah Dukung Program SDI

Ditambahkan, paham radikal semacam itu biasanya bersliweran di media sosial. Dengan kecenderungan, biasanya dilakukan oleh kelompok tertentu atau sekelompok kecil yang merasa paling benar sendiri. Sedangkan pihak lain dianggap salah.

Baca Juga :   Tingkatkan Ekonomi, Pemprov Jateng Dukung Pariwisata Halal

“Ciri radikal itu fanatik, menganggap diri benar, yang lain salah, intoleran, tidak mau menerima perbedaan dan keyakinan orang lain, revolusioner ingin ada perubahan secara drastis. Tidak jarang ada kekerasan, eklusif atau memisahkan diri,” ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan bit.ly/googlenewsmitrapost dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati