Pati, Mitrapost.com – Musim kemarau mempengaruhi produksi komoditas padi di Desa Gunungsari Kecamatan Batangan Kabupaten Pati. Menggunakan sistem pengairan tadah hujan, lahan di sana sepenuhnya membutuhkan air hujan agar padi dapat tumbuh. Karena sulit menanam saat musim kemarau petani disana hanya bisa menanam sekali atau dua kali saja.
Hal ini disampaikan oleh Yasiman, Petani Desa Gunungsari, seorang tokoh Kelompok Tani Karya Lestari. Ia berharap pemerintah Kabupaten Pati membuatkan sistem irigasi air atau embung di desanya.
“Lahan di sini tadah hujan, tidak ada irigasi. Kita benar-benar butuh bantuan airnya itu tadi supaya bisa menanam banyak seperti desa yang lain. Tadah hujan itu kalau ada air hujan paling hanya mengendap 5 hari saja setelah itu habis,” kata Yasiman saat diwawancarai Mitrapost.com belum lama ini.
“Harapan saya juga seperti juga desa lain, kelompok kita dapat asupan air dari embung atau dari irigasi atau dari sumur dangkal itu harapan petani,” imbuhnya.
Baca juga: Tingkatkan Produktivitas, Dispertan Pati Optimalisasi Peranan Mantri Hewan
Disisi lain Kholis Dwi Yullianto, Penyuluh Pendamping Desa Gunungsari kepada Mitrapost.com mengatakan permasalahan lahan tadah hujan tak selalu harus diselesaikan dengan membuat embung. Pasalnya membuat embung atau sistem irigasi biayanya tidak murah.
Dispertan Pati lebih menyarankan para petani untuk beralih ke varietas padi yang lain, yang umur tanamnya lebih pendek.
Kholis mengamati petani setempat biasa menggunakan benih padi jenis Inpari 32 yang notabene membutuhkan waktu tanam yang panjang antara 5-117 hari. Baru-baru ini Dispertan Pati melalui Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Batangan mulai sosialisasikan para petani untuk menggunakan padi varietas M70, yang mempunyai jangka tumbuh lebih singkat.
“Nggak harus pakai M70, kita cari varietas yang cepat panen lain, bisa genjah kalau tidak Ratun R5. Bisa 70 sampai 80 hari bisa panen. Kalau di sini seringnya pakai Inpari 32 yang notabene masa tumbuhnya lama, apalagi kalau di musim tanam kedua tidak tahan kekeringan,” tandas Kholis.(Adv)
Baca juga:
- Video : Alih Fungsi Lahan, Areal Pertanian di Pati Menurun
- Menuju Pertanian Modern, Dispertan Pati Kembali Salurkan Puluhan Alat Pertanian
- Pasarkan Produk Pertanian, BPP Sukolilo Jalin Kerjasama
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Atik Zuliati
Wartawan Area Kabupaten Pati