Pati, Mitrapost.com – Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati, Riyoso mengungkapkan, harga kebutuhan pokok dan lainnya di Kabupaten Pati cenderung stabil selama bulan suci Ramadan hingga setelah lebaran.
Riyoso menuturkan bahwa stabilnya harga ini merupakan dampak dari pandemi covid-19. Menurutnya, pandemi ini membuat daya beli masyarakat menjadi menurun, sehingga permintaan barang di pasar juga makin berkurang.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah sedari awal juga telah mengantisipasi jika akan terjadinya kenaikan harga kebutuhan pokok di pasaran.
“Pemerintah sudah mampu mengantisipasi kalau adanya kenaikan harga yang sangat meresahkan disamping itu juga apalagi adanya pandemi dengan berbagai kegiatan sosial yang dihindari kerumunan dan sebagainya maka harga di pasar menjadi stabil,” ujarnya, kemarin.
Baca juga: Santri Spenzarie Bagikan Sembako dan 500 Takjil
Ia melanjutkan, bahwa harga kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan pada bulan Ramadan dan lebaran biasanya yang berhubungan dengan bahan-bahan yang digunakan untuk mendukung kegiatan ceremonial, seperti halnya buka bersama, Halalbihalal dan lainnya.
Ia mencontohkan, misalnya adalah daging, biasanya mendekati lebaran selalu mengalami kenaikan. Sedangkan saat ini, lanjutnya, kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan ceremonial tersebut dilarang oleh pemerintah.
Pasalnya, kegiatan tersebut dapat menimbulkan kerumunan, sehingga berpotensi tersebarnya covid-19. “Jadi orang akhirnya sekadar di rumah kebutuhan sehari-harinya. Artinya di saat sekarang itu ya nggak kayak lebaran gitu lho. Makanya nggak mengadakan halalbihalal. Sedangkan acara halalbihalal mesti kan makan,” imbuhnya.
Ia menambahkan, bahwa memang terdapat kenaikan dan penurunan harga di beberapa komoditas. Namun, menurutnya itu masih dalam taraf wajar, sehingga tidak sampai menimbulkan inflasi.
Baca juga: Jelang Idulfitri, Harga Daging di Rembang Merangkak Naik
“Kalau terjadi kenaikan atau penurunan pun cuma sedikit. Kalau kenaikan di bawah 10 persen atau sifatnya tidak selalu itu sebenarnya tidak bisa kita komentari. Bisa jadi itu hanya sekejap. Kalau kenaikannya wajar-wajar saja itu kenaikan yang sifatnya itu tidak sampai membuat inflasi,” paparnya.
Bahkan, lanjutnya, kenaikan di sejumlah komoditas pun itu tidak dipengaruhi oleh bulan Ramadan atau lebaran. Ia mencontohkan singkong, saat ini harga singkong mengalami kenaikan karena memang kebutuhan pabrik pengrajin tapioka memang sedang naik.
“Kita ambil contoh yang di daerah saya pengrajin tapioka, soal singkong. Kenaikannya pun bukan karena Ramadan bukan karena lebaran itu. Tapi memang kebutuhan pabrik besar akhirnya naik. Terus bawang merah, bawang telur dan sebagainya kalau sebetulnya hanya untuk kebutuhan-kebutuhan konsumsi masih toleransi sekali,” katanya. (*)
Baca juga:
- Pastikan Peredaran Daging Aman, Dinnakikan Blora Operasi ke Pasar
- Jelang Lebaran, Bupati Kudus Minta Pengunjung Pasar Taat Protokol Kesehatan
- Hasil Panen Tak Sebanyak Sembung, Jahe Lebih Laku Di Pasar Lokal
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Atik Zuliati
Wartawan