Rembang, Mitrapost.com – Sejak dua bulan terakhir produsen terasi yang ada di Desa Bonang Kecamatan Lasem kesulitan mendapatkan udang rebon. Hal tersebut disebabkan pada musim kali ini tidak hanya nelayan di Rembang yang sulit mendapatkan udang rebon, namun nelayan di Jawa Timur dan Jawa Barat juga sedang sepi.
Mastur, produsen udang terasi asal desa Bonang mengatakan, biasanya jika di Jawa Timur atau Jawa Barat udang rebon sedang sepi mendapat suplai dari Rembang. Seperti di bulan Januari dan Februari kemarin, Jawa timur dapat suplai dari Rembang. Namun kali ini di sana sepi, pun demikian yang terjadi di sini.
“Belajar dari pengalaman dulu ketika kesulitan mencari udang rebon kita sangat susah. Maka ketika ada banyak rebon saya nyetok dulu. Saya punya gudang untuk menampung rebon. Supaya ketika langka seperti sekarang kita tetap bisa produksi,” jelasnya.
Baca juga: Bidan Terpapar Covid-19, Puskesmas Rembang 2 Tutup Layanan Persalinan
Mastur menambahkan, proses dari udang rebon sampai menjadi terasi ada dua penggilingan. Hasil gilingan pertama di sebut krakalan, setelah jadi krakalan baru di giling lagi jadi terasi.
“Yang saya stok itu krakalanya, bukan udang rebonnya. Karena kalau udang rebon di simpan terlalu lama ndak bisa. Kalau krakalan kan sudah melalui proses pengeringan, jadi bisa di simpan lama,” imbuhnya.
Sebelumnya, dalam sehari Mastur bisa memproduksi terasi dua sampai tiga kwintal, namun saat langka seperti sekarang ia hanya bisa memproduksi setengah sampai satu kwintal.
Baca juga:Pemkab Rembang Tambah Kapasitas Tempat Tidur Rumah Sakit
Desa Bonang bisa terkenal sebagai pusat pembuatan terasi menurut Mastur disebabkan oleh kualitas udang rebon Rembang yang sangat baik. Hal itu berpengaruh terhadap hasil terasi Bonang. Namun terasi Bonang sendiri banyak varian dan harganya juga berbeda-beda.
“Terasi rebon asli itu 35 ribu perkilo, tapi yang melalui proses deplokan atau tradisional bisa sampai Rp60-70 ribu. Yang campuran rebon Rembang dengan luar Rembang Rp28 ribu,” paparnya.
Hal senada juga di lontarkan Syafiq, produsen terasi asal desa Bonang juga. Ia mengaku selain rebon yang langka pandemi juga membuat omzetnya turun.
“Ya tersendat, pengiriman ke Jakarta maupun ke Rembang, Pamotan, Lasem dan yang lain jadi berkurang,” tuturnya. (*)
Baca juga:
- Dinkes Minta Masyarakat Rembang Tak Takut Periksakan Diri
- Dua Anggota Terinfeksi Covid-19, Perhutani Rembang Lockdown
- Banyak Nakes Terpapar Covid-19, Pemkab Rembang Tarik Personel dari Perguruan Tinggi
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Atik Zuliati