Temanggung, Mitrapost.com – Pemerintah kabupaten Temanggung siapkan lumbung pangan hortikultura 300 Ha.
Lahan yang tersebar di sejumlah kecamatan di Kabupaten Temanggung tersebut, akan ditanami cabai, bawang merah dan bawang putih.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Temanggung Djoko Budi Nuryanto mengatakan, cabai merupakan salah satu tanaman yang menguntungkan bagi petani, sehingga banyak dibudidaya oleh petani di Temanggung.
“Harga cabai tinggi dan menguntungkan petani, tetapi terkadang anjlok yang membuat petani merugi. Ini menjadi sebuah tantangan bagaimana petani tetap untung di saat menanam cabai,” katanya, Jumat (3/9/2021).
Ditambahkan, diantara langkah yang ditempuh adalah bersama Direktorat Jenderal Hortikultura membuat semacam food estate dengan luasan 300 hektare yang berlokasi di Kecamatan Ngadirejo, Parakan dan Bansari, serta kecamatan-kecamatan yang selama ini menjadi sentra hortikultura.
Pada area tersebut, akan ditanami cabai, bawang merang, dan bawang putih. Penanaman akan disesuaikan prediksi dengan panen secara masif berkurang, sehingga saat panen dapat diperoleh harga tinggi.
“Tantangan memang pemeliharaan tananaman harus ekstra,” imbuhnya.
Ia mengemukakan telah menggandeng pihak ketiga dari perusahaan makanan nasional untuk membeli hasil panen. Bahkan perusahaan itu juga berinvestasi dalam budidaya, sehingga beban petani lebih ringan.
“Petani lebih berkonsentrasi pada budidaya, sebab modal telah terbantu dan penjualan telah ada,” jelasnya.
Joko menambahkan, harga cabai mengalami fluktuasi pada beberapa waktu yang lalu.
“Kini harga cabai pada kisaran Rp6.000 per kilogram, sedangkan harga tomat seribu per buah,” katanya.
Turunnya harga cabai, disebabkan permintaan sedikit, karena penerapan PPKM, sehingga tidak banyak digelar hajatan yang biasanya banyak membutuhkan cabai.
Ketua Kelompok Tani Muda Sejahtera, Sarmadi mengatakan pihaknya mendukung program pemerintah itu. Yang diharapkan petani adalah mendapat harga tinggi dan keuntungan.
“Memang sulit dalam membudidaya, tetapi bila ada pembeli tentu petani mau menanamnya, apalagi telah ada pembelinya,” katanya. (*)
Redaksi Mitrapost.com