Dinas Pertanian dan Pangan Rembang Ungkap Penyebab Kenaikan Pupuk Non Subsidi

“Tanaman non-pangan seperti jagung itu kan untuk pakan burung, ya meski sebagian ada yang digunakan untuk bahan pangan. Kopi, tebu, dan lain sebagainya,” kata Moch Setiarta saat ditemui di kantornya.

Sementara itu, Setiarta mengatakan, kenaikan pupuk non subsidi ini bisa sampai sepertiga harga pupuk subsidi. Sehingga memang para petani harus mengeluarkan biaya yang lebih besar di musim tanam pertama tahun ini.

“Pupuk subsidi itu satu sak harganya misal Rp112.500. Sedangkan pupuk non subsidi bisa Rp250.000 per saknya, memang jadi sangat mahal,” ungkap Setiarta.

Untuk mengantisipasi biaya produksi yang membengkak, Setiarta mengimbau agar petani di Kabupaten Rembang, mengganti sebagian pupuk non subsidi tersebut ke pupuk organik. Selain itu, pupuk organik juga dinilai lebih aman untuk kesuburan tanah. (*)