Gus Baha Beri Jawaban Menohok kepada Mantan Teroris

Rembang, Mitrapost.com – Kajian dengan tema “Hijrah Untuk Negeri” digelar di Pondok Pesantren Tahfizrul Qur’an, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang pada hari ini, Rabu (16/3/2022). Kajian yang dilaksanakan pada pukul 10.00 WIB itu diikuti oleh peserta yang berasal dari eks narapidana terorisme seluruh Indonesia.

Kajian pagi itu diisi oleh ceramah KH. Ahmad Bahauddin atau yang akrab disapa Gus Baha yang sekaligus pengasuh pondok di wilayah timur Kabupaten Rembang itu. Dalam kajiannya, Gus Baha memberikan motivasi kepada para mantan narapidana untuk menjaga toleransi.

Dirinya mengatakan, hidup bernegara diibaratkan sebagai hidup bertetangga yang selalu dibumbui perbedaan. Perbedaan yang ada bukan berarti selalu buruk.

Baca Juga :   Rembang Targetkan Kasus Stunting Turun Hingga 14 Persen

Dalam sesi diskusi, Imran yang merupakan salah satu mantan narapidana terorisme mengatakan bahwa dirinya pernah memandang Indonesia sebagai negara akhir zaman yang penduduknya penuh dengan dosa. Sehingga mantan kelompoknya ingin mendirikan negara berbasis ke-Islaman.

Pemikiran inilah yang memengaruhi dirinya untuk terjun ke dalam kelompok-kelompok radikal. Pertanyaan ia lontarkan kepada Gus Baha agar teman-temannya serta peserta lainnya lebih terbuka pemikirannya.

“Mungkin ada pesan atau wejangan-wejangan ataupun ayat-ayat yang menyatakan bahwa kita harus mencintai negeri ini,” pinta Imran saat sesi diskusi berlangsung.

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, Gus Baha menyampaikan bahwa dalam hidup, Allah SWT mempunyai cara-Nya sendiri untuk memberikan ampunan serta hidayah pada makhluk-Nya.

Baca Juga :   Rumah Warga Ambrol Akibat Abrasi

“Bisa jadi ketika anda benci sekali sama orang karena anda mengatakan dia kaum thagut jangan-jangan besok Allah kasih hidayah kepada dia,” terang Gus Baha menjawab pertanyaan peserta.

Di samping itu, ia menegaskan sebagai manusia hendaknya tidak berburuk sangka. Hal itu dikarenakan pada setiap kebaikan selalu ada kesalahan yang tidak disengaja di dalamnya.

“Yang perbuatan baik saja pasti ada salahnya, apalagi yang perbuatan salah. Itulah sebabnya setiap perbuatan meskipun baik kita dianjurkan untuk mengucapkan istighfar,” tandasnya. (*)