Pada awal bulan Ramadan lalu, permintaan vaksinasi booster mengalami penurunan yakni hanya sekitar 2.000 – 3.000 sasaran per hari. Namun karena menjadi syarat mudik lebaran, permintaan vaksinasi booster cukup mengalami kenaikan yakni per hari bisa mencapai 5.000 – 6.000 orang.
“Walaupun capaian tidak seperti hari biasa sebelum puasa tapi kenaikan hari ke kari saat mendekati Lebaran mulai terlihat. Hari biasa kita bisa capai 10 ribu, sekarang 6.000an,” imbuhnya.
Hakam mengakui, capaian vaksinasi booster memang cenderung lambat dibanding vaksinasi dosis pertama dan kedua. Karena banyak dari masyarakat yang merasa jenuh dengan kondisi pandemu. Dan menganggap Covid-19 kini tidak seinfeksius atau gejala tidak separah pada 2020 maupun 2021 lalu saat terjadi varian delta.
“Ini yang menurut analisis kami kemungkinan ada kejenuhan. Mungkin mereka menganggap Covid-19 tidak seinfeksius pada 2020/2021,” ujarnya.
Kenaikan kasus gelombang ketiga atau varian Omicron yang terjadi pada awal tahun ini memang cukup tinggi yakni mencapai 8.600 kasus di Kota Semarang. Hanya saja, pasien yang dirawat di rumah sakit dan yang meninggal dunia cenderung lebih sedikit jika dibanding ledakan kasus sebelumnya. (*)