Berdasarkan keterangan dari Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Semar Wareh Desa Kedumulyo Adie Saputro, sumber mata air tersebut tidak pernah mengalami kekeringan.
Akibat dari kondisi itu, sebagian masyarakat juga menyebut sumber mata air tersebut dengan nama ‘Sendang Panguripan’. Dengan maksud bahwa Sumber Mata Air Asem Bosok telah memberikan penghidupan bagi seluruh masyarakat sekitar.
“Kalau sumber mata air ini, hingga saat ini tidak pernah yang namanya tidak ada airnya. Pas musim kemarau pun seperti ini airnya, paling berkurang hanya sedikit saja ini. Makanya bagi sebagian kami juga menyebut ini ‘Sendang Panguripan’ , Mas,” ungkapnya.
Awal Mula Nama ‘Asem Bosok’
Konon pada awal ditemukannya sumber mata air tersebut terdapat pohon asem yang tumbuh di atasnya.
Karena pohon sudah tua dan termakan usia akhirnya lapuk, dan tumbang dengan sendirinya hingga membusuk atau dalam bahasa jawanya ‘bosok’. Maka kemudian masyarakat sekitar lebih mudah menamakannya dengan Asem Bosok itu.