Sekolah Lapang Budidaya Bandeng Pekalongan akan Digelar di 3 Kelurahan

Pekalongan, Mitrapost.com – Sekolah Lapang Budidaya Bandeng (SLBB) Pekalongan akan digelar di tiga kelurahan.

Kegiatan ini digelar oleh Zurich Flood Resilience Alliance (ZFRA) Yayasan Mercy Corps Indonesia (MCI) bekerjasama dengan Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) dan OPD terkait.

Pembukaan Sekolah Lapang Budidaya Bandeng Pekalongan ini berlangsung berlangsung di Gedung Technopark Perikanan Kota Pekalongan, Selasa (24/1/2023).

Berdasarkan keterangan dari Kepala DKP Kota Pekalongan, Sugiyo menyambut baik dan mengapresiasi adanya Sekolah Lapang Budidaya Bandeng (SLBB) yang diinisiasi oleh ZFRA Yayasan Mercy Corps Indonesia.

Menurutnya, program yang nantinya berjalan sejak 24 Januari-15 Mei 2023 di 3 kelurahan yang ada di Kota Pekalongan ini tentu akan sangat bermanfaat sekali bagi para pembudidaya bandeng.

“Karena saat ini kondisi tambak mereka sering tergenang. Dalam program ini, Mercy Corps Indonesia akan mengadopsi teknologi budidaya yang dikembangkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pekalongan yaitu dengan memanfaatkan jaring apung yang disesuaikan dengan kondisi alam Kota Pekalongan yang saat ini tergenang lebih dari 2 meter,” ucapnya.

Sehingga, hal ini perlu disikapi bersama, dimana dirinya bersyukur adanya program SLBB sendiri sebenarnya sudah sejak lama disampaikan ke Mercy Corps dan akhirnya bisa langsung diimplementasikan di lapangan dari hulu hingga ke hilir.

“Dari hulu mulai dari proses persiapan lahan hingga pendadaran benih bandeng (nener), kemudian proses pembesaran, dilanjutkan produksi dan pasca produksi termasuk penjualan hasil budidaya bandeng ini akan didampingi oleh Mercy Corps Indonesia,” tegasnya.

Lanjutnya, pihaknya mencontohkan kondisi tambak di wilayah Degayu yang airnya tergolong payau sehingga memungkinkan budidaya bandeng.

“Sasaran selain Degayu, ada Kelurahan Bandengan dan Krapyak yang menjadi wilayah piloting project dan kami sarankan juga tadi hasil budidaya tidak hanya diolah menjadi produk yang sudah ada seperti bandeng presto, namun bisa diolah lebih kreatif lagi berbahan dasar bandeng, misalnya nugget, pempek, bakso, dan sebagainya. Hal ini agar produk olahan dari pembudidaya yang disasar program ini bisa lebih tersalurkan dan meningkatkan pendapatan mereka,” ungkapnya.

Sementara itu, Manager Program ZFRA MCI, Denia Aulia Syam menjelaskan bahwa latar belakang digelarnya SLBB ini adalah untuk mendaur ulang permodalan praktik-praktik percontohan dalam rangka meningkatkan ketahanan iklim dan banjir dari mata pencaharian yang diidentifikasi dari hasil kajian sangat terdampak dalam hal tersebut.

“Di bawah program ZRFA ini, kami mengembangkan model mata pencaharian berketahanan iklim dan banjir baik di wilayah hulu maupun wilayah pesisir,” tutur Denia.

Kegiatan ini menyasar pada pembudidaya yang bekerja di komoditas bandeng.

“Terutama fokus kami pada komunitas yang berdekatan dengan keseharian nelayan kecil dari komunitas yang ada.  Akhirnya, kami memilih komunitas pembudidaya bandeng, mengingat untuk budidaya bandeng, nelayan kecil ini sebagai pelaku utama langsung dan lebih erat kaitannya dengan keseharian yang dampaknya bisa langsung dirasakan oleh mereka sendiri,” tandasnya. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati