Gegara Gabah Dijual ke Luar Daerah, Harga Beras Naik di Pati

Pati, Mitrapost.com – Harga beras cukup membuat polemik bagi petani. Dengan mahalnya beras, maka petani menjual gabah yang dimilikinya ke luar daerah Pati.

Penjabat (Pj) Bupati Pati Henggar Budi Anggoro mengaku pihaknya belum bisa mengontrol distribusi gabah hasil panen para petani di Kabupaten Pati. Sehingga, membuat banyak gabah lari ke luar daerah.

“Kalau produksi gabah di Pati ini larinya ke mana kita nggak tau. Karena banyak juga orang yang jual hasil panennya ini kan tergantung mana yang lebih mahal. Biasanya itu keluar dari Pati,” ujarnya.

Menurutnya, hasil panen para petani sangat mampu memenuhi kebutuhan beras di Kabupaten Pati, bahkan bisa dikatakan surplus.

“Tapi kan untuk gabah ini tidak bisa terus ditahan di Pati, itu tidak bisa. Karena orang jual beli itu kan bebas,” katanya.

Sebelumnya, Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati mencatat bahwa pada tahun 2023 produksi gabah kering giling mencapai 538.641,97 ton. Jumlah tersebut bila dikonversikan ke beras menjadi 344.838,59 ton beras.

“Sementara kebutuhan beras Kabupaten Pati sebesar 125.218,25 ton. Dengan demikian, terdapat surplus 175,39 persen atau sebesar 219.620,34 ton,” ungkap Kepala Dispertan Pati Niken Tri Meiningrum.

Niken menjelaskan, tingginya harga beras akibat beras dari daerah ini dijual hingga ke berbagai kota-kota besar seperti Jakarta. Selain itu juga karena tingginya permintaan, sementara panen raya belum terjadi.

“Karena panen dan permintaan pasar jomplang. Panen tidak banyak, tapi permintaan tinggi,” ujarnya. (Emka)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati

Berita Terkait