Pati, Mitrapost.com – Harga beras cukup membuat polemik bagi petani. Dengan mahalnya beras, maka petani menjual gabah yang dimilikinya ke luar daerah Pati.
Penjabat (Pj) Bupati Pati Henggar Budi Anggoro mengaku pihaknya belum bisa mengontrol distribusi gabah hasil panen para petani di Kabupaten Pati. Sehingga, membuat banyak gabah lari ke luar daerah.
“Kalau produksi gabah di Pati ini larinya ke mana kita nggak tau. Karena banyak juga orang yang jual hasil panennya ini kan tergantung mana yang lebih mahal. Biasanya itu keluar dari Pati,” ujarnya.
Menurutnya, hasil panen para petani sangat mampu memenuhi kebutuhan beras di Kabupaten Pati, bahkan bisa dikatakan surplus.
“Tapi kan untuk gabah ini tidak bisa terus ditahan di Pati, itu tidak bisa. Karena orang jual beli itu kan bebas,” katanya.
Sebelumnya, Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati mencatat bahwa pada tahun 2023 produksi gabah kering giling mencapai 538.641,97 ton. Jumlah tersebut bila dikonversikan ke beras menjadi 344.838,59 ton beras.