Mitrapost.com – Para pengamat saat ini sedang melihat adanya pergeseran minat kuliah dari para mahasiswa internasional yang dulunya selalu menjadikan negara Big 4 sebagai tujuan utama pendidikannya.
Kumpulan negara yang terdiri dari Amerika Serikat (AS), Australia, Inggris dan Kanada ini dijuluki dengan nama Big 4, lantaran dikenal oleh dunia atas kemajuannya di bidang ekonomi hingga pendidikan.
Melansir dari Detik, kesimpulan fenomena tersebut didapat dari sampel di China, sebagai negara dengan jumlah kependudukan terbanyak ke-2 di dunia yang terfokus pada kemajuan ekonomi sekaligus kesadaran yang tinggi akan pendidikan.
Komisioner perdagangan Australia’s Trade and Investment (Austrade) di Shanghai, China, Stephanie Smith menyebut mahasiswa China sebelum masa pandemi Covid-19, biasanya memilih Big 4 sebagai tujuan studi lanjutannya ke luar negeri.
Namun, krisis ekonomi global yang sedang melanda China kini membuat banyak mahasiswa cenderung sensitif terhadap biaya. Mereka sengaja memilih negara tujuan yang lebih terjangkau dari segi geografis, budaya maupun gaya hidup.
Kini, negara-negara tetangga mulai dilirik sebagai tujuan baru, seperti Hong Kong yang disebut memiliki kebijakan dengan memperbolehkan kampus lokalnya menerima hingga sebanyak 50 persen mahasiswa non-lokal.
Meski bukan merupakan bagian dari Big 4, Hong Kong termasuk dari salah satu negara dengan peringkat universitas lokalnya yang cukup menjanjikan. Hal ini dikarenakan negara tersebut sudah mulai dilirik oleh para investor besar dari pemerintah.
Bahkan, Smith menyebut jika Hong Kong termasuk ke dalam pesaing kunci baru bagi Australia. Namun selain Hong Kong, beberapa negara lainnya yang juga mulai dilirik oleh mahasiswa internasional, di antaranya Irlandia, Korea Selatan, Malaysia, Selandia Baru, Singapura, Uni Emirat Arab (UEA), dan Vietnam. (*)

Redaksi Mitrapost.com

 
																						





