Mitrapost.com – Warga terdampak bencana di Aceh Tamiang mulai mengibarkan bendera putih di sejumlah titik. Diantaranya beberapa posko sepanjang Jalan Lintas Medan–Banda Aceh.
Kemudian di Kampung Seuneubok Dalam, Kampung Matang Upah, Kampung Paya Awe, dan Kampung Pahlawan.
Berdasarkan penuturan warga, pengibaran bendera putih ini menjadi wujud kepasrahan masyarakat.
“Sebenarnya bendera putih ini tanda kami menyerah. Menyerah dalam artian dari segi ekonomi, bantuan, dan infrastruktur. Kami butuh semua itu,” ujar warga bernama Irwansyah dilansir dari Kompas.
“Kalau dalam perang, bendera putih artinya menyerah. Itu yang kami sampaikan lewat bendera putih ini,” lanjutnya.
Warga lain bernama Zamzami mengatakan, warga sudah tidak sanggup lagi bertahan tanpa ada dukungan.
“Bendera putih ini tanda kami sudah menyerah pada keadaan,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Aceh Muzakkir Manaf atau Mualem menyebut pengibaran bendera itu menunjukkan warga membutuhkan bantuan baik dari dalam maupun luar negeri.
“Kalau kita artikan semua masuk. Menurut kacamata saya ya. Sebagai solidariti, rasa simpati, rasa ingin dibantu, ke mana arah? Yang jelas bendera putih itu seperti ada untuk perhatian orang lain,” jelasnya.
Ia menegaskan tidak ada kata menyerah dan pengibaran bendera itu bukan bentuk pemerintah menyerah. Pihaknya terus berupaya menyalurkan bantuan kepada masyarakat.
“Kita bukan duduk diam semuanya, pemerintah pusat bukan duduk diam, mengusahakan semuanya. Pahamlah ya, ngertilah ya,” jelasnya.
Pihaknya pun meminta masyarakat bersabar di tengah musibah yang menimpa.
“Musibah ini bukan keinginan kita, saya minta masyarakat bersabar,” jelasnya.
Aksi pengibaran bendera putih ini pun ramai diperbincangkan di media sosial (medsos). (*)

Redaksi Mitrapost.com






