Semarang, Mitrapost.com – Memiliki karya yang dibaca orang lain pastinya membuat Amanda Margareth bangga dan senang. Karya-karyanya yang semula hanya coretan di buku, kini bisa menjadi buah pemikiran yang dibaca orang lain.
Ia mengaku, awalnya hanya menulis untuk majalah sekolah. Amanda menyebutnya majalah abal-abal, karena baru pertama kali buat pakai Microsoft Word. Setelah itu, ia rajin membuat puisi. Hingga saat ini, ia telah menulis sekitar 200-an karya tulis, baik dari kategori puisi, cerpen maupun artikel.
“Totalnya udah nggak ngitung. Tulisanku lebih ke puisi. Yang sekarang di-publish temanya seputar romance patah hati,” ujarnya.
Baginya, patah hati adalah pintunya menciptakan karya. Ia mengaku lebih lancar menulis ketika sedang patah hati. Untuk tulisan artikel, Amanda lebih senang menulis tentang social issue. Biasanya ia menuliskannya meski hanya lewat cuitan di Twitter dan Instagram.
Baca juga : Soesilo Toer, Penulis dan Pemulung Bahagia