Mitrapost.com – Bulan kedua dalam kalender Islam adalah bulan Safar. Di berbagai negara bulan Safar ini dianggap sebagai bulan yang penuh malapetaka. Namun ajaran Islam meluruskan anggapan-anggapan buruk tentang bulan Safar.
Secara kebahasaan, bulan Safar diambil dari kata ‘Shafr’ yang artinya kosong. Menurut Ibnu Mandzur dalam Lisânul ‘Arab, hal ini dilatarbelakangi karena pada bulan tersebut orang-orang Makkah dalam sejarahnya berbondong-bondong pergi sehingga kota menjadi kosong.
Pada zaman jahiliah, anggapan bahwa bulan Safar adalah bulan sial atau dikenal dengan istilah tasyâ-um. Bulan yang tidak memiliki kehendak apa-apa ini diyakini mengandung keburukan-keburukan sehingga ada ketakutan bagi mereka untuk melakukan hal-hal tertentu.
Sebaliknya, bulan Safar dalam sejarah Islam justru tercatat bayak peristiwa baik yang terjadi.
Baca juga: Ingin Menikah, Ketahuilah Hukum-Hukum Pernikahan dalam Islam
Habib Abu Bakar al-‘Adni dalam Mandzumah Syarh al-Atsar fî mâ Warada ‘an Syahri Safar mencatat bahwa Safar merupakan bulan terjadinya beberapa peristiwa bersejarah.