Mitrapost.com – Ribuan orang di barat laut China terdeteksi mengindap penyakit brucellosis. Wabah ini disebabkan oleh bakteri yang menyebar akibat kebocoran perusahaan biofarma tahun lalu.
Menurut informasi yang disampaikan oleh komisi kesehatan Lanzhou, ibu kota Provinsi Gansu memastikan sekitar 3.245 orang terjangkit penyakit brucellosis dan terlah menguji 21.847 warga setempat. Pada umumnya, penyakit ini muncul akibat kontak dengan hewan ternak yang membawa bakteri Brucella.
Baca juga: Fenomena Langit Jingga di California
“Sejauh ini tidak ada korban jiwa yang dilaporkan,” ucap Komisi Kesehatan Kota, seperti dilansir Mitrapost.com dari Kompas.com, Senin (21/9/2020).
Penyakit brucellosis dikenal sebagai demam Malta atau demam Mediterania yang menyebabkan penderitanya mengalami gejala sakit kepala, nyeri otot, demam, dan kelelahan. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, meskipun gejala tersebut mereda, beberapa gejala bisa menjadi kronis atau tidak pernah hilang seperti radang sendi atau pembengkakan pada organ tertentu.
Baca juga: Fenomena Langka, Penampakan Paus Biru Terjadi Tiga Kali dalam 100 Tahun
Masih menurut CDC, penularan penyakit brucellosis dari manusia ke manusia sangat jarang terjadi. Namun, kebanyakan orang terinfeksi dengan makan makanan yang terkontaminasi atau menghirup bakteri yang ada di Lanzhou.
Wabah ini bermula dari kebocoran di pabrik biofarma Zhongmu Lanzhou yang terjadi antara Juli sampai Agustus tahun lalu. Ketika pabrik farmasi itu memproduksi vaksin Brucella untuk hewan, perusahaan itu menggunakan disinfektan dan pembersih kadaluarsa. Artinya, tidak semua bakteri dibasmi dalam gas limbah.
Baca juga: Diperkirakan Adanya Kehidupan, NASA Prioritaskan Misi ke Venus
Gas limbah yang terkontaminasi membentuk aerosol yang mengandung bakteri dan bocor ke udara. Bakteri ini kemudian terbawa angin ke Institut Penelitian Hewan Lanzhou, tempat wabah pertama kali melanda.
Orang-orang di institut itu mulai melaporkan infeksi pada November, dan sejak saat itu jumlahnya meningkat.
Baca juga: Fenomena Langka, Penampakan Paus Biru Terjadi Tiga Kali dalam 100 Tahun
Menurut kantor berita pemerintah China Xinhua, pada akhir Desember ada 181 orang di institut itu terinfeksi brucellosis. Pasien yang terinfeksi lainnya termasuk mahasiswa dan anggota fakultas Universitas Lanzhou.
Wabah itu bahkan menyebar ke provinsi Heilongjiang, di ujung paling timur laut negara itu, di mana 13 kasus positif telah bekerja di institut dokter hewan pada Agustus. Menurut Komisi Kesehatan Lanzhou, beberapa bulan setelah wabah, pejabat provinsi dan kota telah menyelidiki kebocoran di pabrik. Pada Januari, pihak berwenang telah mencabut izin produksi vaksin untuk pabrik tersebut, dan mencabut nomor persetujuan produk untuk dua vaksin Brucellosisnya.
Baca juga: Bukan Pertama Kalinya, Dentuman Misterius Kembali Terjadi di Jakarta
Brucellosis sangat umum di China sejak 1980-an. Namun sejak vaksin ditemukan, wabah itu dapat dikendalikan dengan baik. Kendati sudah ada vaksin, wabah brucellosis masih dilaporkan di seluruh dunia dalam beberapa dekade terakhir.
Sebagai contoh, wabah brucellosis di Bosnia menginfeksi sekitar 1.000 orang pada tahun 2008. Wabah ini mendorong pemusnahan domba dan ternak lain yang terinfeksi. Di AS, brucellosis telah merugikan pemerintah federal dan industri peternakan miliaran dolar. Sekitar 60 persen bison betina di Taman Nasional Yellowstone membawa bakteri tersebut.
Baca juga:
- Ahli Kembali Temukan Peti Mati Mesir Kuno di Situs Saqqara
- Ahli Menyebut Antartika Diambang Kiamat Gletser
- Cegah Kasus Bunuh Diri, Langkah Ini Bisa Kamu Lakukan
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, instagram, dan twitter
Redaktur: Atik Zuliati
Redaksi Mitrapost.com