“Kalau yang klaster tahu kupat dulu kami langsung mengisolasi satu kawasan. Bahkan ada dua warga yang punya riwayat makan di sana, setelah tahu pedagangnya positif Covid-19, mereka langsung melapor sendiri,” ujar Siti.
Siti menuturkan, pihaknya tidak mengetahui kenapa pada klaster warung soto tidak ada warga yang melapor. Namun dia berharap warga yang menjadi langganan segera melapor ke Dinkes jika mengalami gejala Covid-19.
“Kalau warung soto kan biasanya pelanggannya dari warga sekitar. Saya nggak tahu kenapa tidak ada yang melapor. Ya mudah-mudahan tidak ada yang bergejala,” tuturnya.
Munculnya klaster warung soto berawal ketika ada satu keluarga yang makan di sana saat swab mandiri. Ketika hasil swab keluar, mereka yang terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak, dinyatakan positif Covid-19. Setelah ditelusuri, penjual warung soto juga positif terpapar virus Corona. (fp)
Baca juga:
- Senyawa Ekstrak Kulit Manggis Bisa Menangkal Covid-19, Benarkah?
- Corona di Pati Belum Reda, Bupati Masih Belum Izinkan Pentas Seni di Panggung Terbuka
- Hanya Dihuni 16 Persen, RSUD Soewondo Pati Sediakan 16 Ruang untuk Pasien Covid-19