Porang dapat tumbuh pada semua jenis tanah dengan pH 6 – 7 (netral), dan tumbuh baik pada tanah yang gembur serta tidak tergenang air.
Di Kabupaten Pati memiliki tanah bersifat asam, hal ini diperlukan pemberian kapur pertanian atau dolomit sebelum porang ditanam.
Tanaman porang hanya mengalami pertumbuhan selama 5-7 bulan setiap tahunnya yaitu pada musim penghujan. Di luar masa itu, tanaman porang mengalami masa istirahat/dorman dan daunnya akan layu, seolah-olah mati. Tanaman akan kembali tumbuh pada musim penghujan dan umbi yang tumbuh di dalam tanah akan membesar.
Baca Juga: BPP Gunungwungkal Bentuk Divisi Pemasaran Porang
Di Kabupaten Pati, budidaya tanaman porang masih baru dikenal dalam beberapa tahun terakhir. Sehingga, pengetahuan petani tentang budidaya dan teknologi pasca panen porang masih terbatas.
Terbatasnya jumlah bibit yang tersedia, pembeli, dan pabrik pengolahan porang merupakan kendala tersendiri dalam pengembangan porang.
Peluang pengembangan porang di Kabupaten Pati cukup besar, mengingat prospek pasar, di dalam negeri maupun luar negeri yang cukup besar.
Kebutuhan ekspor porang masih terbuka luas karena kebutuhan pasar, baru memenuhi sepertiga produksi porang. Harga chip porang cukup tinggi dan nilai jual porang semakin meningkat setiap harinya. (*)
Baca Juga:
- Keuntungan Capai Ratusan Juta, Dinas Pertanian Sarankan Petani Tanam Porang
- Dispertan Genjot Budidaya Porang di Pati
- Tanaman Porang Populer, Pemda Perlu Fasilitasi Petani
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Mila Candra