Pekalongan, Mitrapost.com – Memiliki ciri khas tersendiri, motif sarung batik Pakem Kaumanan dipatenkan. Hal ini terungkap dalam Webinar Ngudari dan Konvensi “Saroeng Batik Kaumanan” Kauman Batik Art Fest 2021, bertempat di Hotel Pesonna Pekalongan,Rabu(29/9/2021).
Kampung Batik Kauman, Kecamatan Pekalongan Timur menjadi salah satu dapur produksi Batik Indonesia di Kota Pekalongan.
Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid memberikan apresiasinya atas upaya Kampung Batik Kauman yang telah berani dan semangat mematenkan motif Sarung Batik Pakem Kaumanan (SBPK) menjadi suatu karya yang memiliki kekhasan tersendiri yang mewakili Kauman sebagai salah satu sentra batik. Terlebih, Kota Pekalongan sebagai The World’s City of Batik oleh UNESCO telah termasyur kepopuleran potensi batiknya di kancah nusantara maupun dunia.
“Alhamdulillah ini luar biasa sekali, karena menyambut Hari Batik Nasional 2 Oktober Tahun 2021 ini,Kampung Wisata Batik Kauman berani mematenkan Sarung Batik Kaumanan. Menurut kami, ini langkah yang sangat kami apresiasi untuk mereka untuk memperkaya motif batik yang ada sebelumnya,” tutur Aaf,sapaan akrabnya.
Bupati menilai, motif sarung Batik Pakem Kaumanan adalah perpaduan batik khas kota pekalongan, dari berbagai motif asli, motif pribumi, motif Arab, motif Cina, motif Eropa (Cino Londo Tuan).
Pihaknya pun berharap, langkah ini dapat memajukan batik khas kota Pekalongan.
“Semua ragam etnik batik khas Kota Pekalongan ini semuanya masuk didalamnya. Mudah-mudahan ini menjadi alternatif dan semakin memajukan dan memperkaya motif batik khas Kota Pekalongan,” imbuh Aaf.
Hal serupa juga diungkapkan Ketua DPRD Kota Pekalongan, Mohamad Azmi Basyir yang mengapresiasi kepada Kampung Batik Kauman yang sudah menggagas Konvensi menciptakan Motif Sarung Batik Pakem Kaumanan (SBPK) yang mengakomodir dari semua unsur baik dari motif, warna maupun nilai filsafat dan budaya didalamnya.
“Ini apresiasi luar biasa, warnanya juga komplit, tentu ini menandakan bahwa sejatinya motif tersebut akan diterima oleh masyarakat. Ini sebuah awal yang bagus dan tentu saja harapannya motif ini menjadi salah satu awal dari terciptanya motif batik Pakem -Pakem baru lainnya. Karena, seperti diketahui, batik sebagai warisan budaya tak benda yang ada di Indonesia dan Kota Pekalongan ditetapkan sebagai The World’s City of Batik. Kita sebagai generasi muda penerus kedepannya harus bisa mengembangkan motif-motif yang ada sebelumnya untuk memperkaya khasanah budaya batik Indonesia,” tegas Azmi.
Ketua Kampung Batik Kauman, Muihammad Husni menjelaskan, terciptanya motif Sarung Batik Pakem Kaumanan ini dilatarbelakangi oleh sejarah Kampung Batik Kauman itu sendiri.
“Karena kultur kebiasaan masyarakat Kauman sebagai pengrajin batik sebelumnya belum memiliki ciri khas. Pada akhirnya, kami terus berpikir untuk bagaimana caranya menambah khasanah di dunia perbatikan ini. Beberapa kali kami melakukan koordinasi dengan pelaku industri, kesenian, atau praktisi dan akademisi,sehingga kami terinspirasi menciptakan suatu motif karya baru yang isinya adalah motif-motif yang sudah berkembang di Kauman selama ini,” papar Husni.
Disebutkan, di dalam Sarung Batik Pakem Kaumanan, salah satunya terdapat motif Buketan (motif Eropa), Parang (dari motif Kerajaan Kraton), Jlamprang yang terinspirasi dari relief candi yang ada di Gujarat, India, dan motif Benji (Thionghoa). Ragam-ragam motif tersebut sudah sejak lama membawa pengaruh dunia perbatikan di Kota Pekalongan.
“Cino Londo Tuan ada semua didalam motif Sarung Batik Pakem Kaumanan ini, yang merupakan akulturasi budaya. Cino itu dari Thionghoa, Londo itu dari Belanda (Eropa), kemudian Tuan itu India dan Arab serta Yapan yang mempengaruhi ragam motif perbatikan Indonesia khususnya Batik khas Kota Pekalongan,” tandasnya. (*)
Redaksi Mitrapost.com