Aries mengungkapkan, oknum guru yang diduga melakukan manipulasi data ternyata anak dari seorang pengawas sekolah.
“Kami juga menyayangkan yang kasusnya Jepon itu ternyata anaknya dari pengawas sekolah di sana, padahal sudah tahu aturan untuk bisa masuk dapodik, tapi kok malah dimanfaatkan seperti ini,” ungkap Aries.
Sementara itu, Aries melanjutkan bahwa salah satu oknum guru yang lain malah mengundurkan diri menjadi guru usai mengikuti ujian PPPK tahap pertama dan dinyatakan lolos.
“Untuk SD di Turirejo sudah mengundurkan diri dari sekolah. Jadi setelah tes PPPK, September akhir karena merasa bersalah, akhirnya membuat surat mengundurkan diri di sekolah, dan sudah dikeluarkan dari dapodik. Tapi untuk proses PPPK kan masih berjalan, dan hasil PPPK dia lulus,” terang Aries.
Adanya manipulasi data tersebut, sangat merugikan para guru yang memang berkeinginan untuk lolos sebagai PPPK.
Merespon situasi tersebut, Bupati Blora Arief Rohman membenarkan adanya sejumlah guru yang mengadukan dugaan manipulasi data tersebut.