DPR RI Dukung Proyek Pengembangan Bisnis PT Bukit Asam

Meski demikian, politisi Partai Gerindra itu berharap agar rencana tersebut dipersiapkan lebih matang lagi. Jangan sampai rencana baik itu nantinya malah akan menjadi bumerang yang merugikan PT Bukit Asam itu sendiri. Pasalnya sebagaimana diketahui untuk mengganti LPG impor ke DME batu bara itu, selain membutuhkan teknologi dan investasi atau biaya yang cukup tinggi.

Dalam kesempatan itu Dirut PT Bukit Asam Ismail Arsal menjelaskan DME merupakan hasil dari gasifikasi batu bara berkalori rendah. DME inilah yang direncanakan akan menggantikan LPG yang selama ini diimpor dari negara lain.

Rencana utama proyek ini sejatinya ditujukan untuk mendukung ketahanan energi nasional. Selain itu juga untuk menghemat cadangan devisa dan neraca perdagangan negara dengan mengurangi LPG impor kurang lebih sekitar 1 juta ton per tahun.

Baca Juga :   UU Cipta Kerja Sah, Noto : Kita Bela Buruh

Bahkan proyek ini juga akan menghasilkan multifier effect berupa penerimaan pajak dan non pajak bagi negara.

Sementara itu terkait kekhawatiran bahwa rencana tersebut akan merugikan PT Bukit Asam, menurut Arsal hal itu kemungkinan besar tidak akan terjadi. Karena proyek dengan teknologi tinggi ini bekerjasama dengan PT Pertamina dan perusahaan asing, tentu manfaat, kewajiban dan risiko yang akan dijalankan atau diterima masing-masing pihak. Dimana PT Bukit Asam hanya menyediakan bahan utamanya berupa batu bara. (*)