Mitrapost.com – Kisah Nabi Ayyub alaihissalam menjadi pembelajaran bagi umat manusia. Diketahui setelah dikirimkan musibah, Allah mengirimkan kenikmatan hujan emas dan perak.
Nama Ayyub alaihissalam disebutkan Allah bersama para Nabi yang lain pada Al- Qur’ an Surah An- Nisaa’ ayat 163:
“ Sebetulnya Kami sudah membagikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami sudah membagikan wahyu kepada Nuh serta Nabi- nabi yang kemudiannya, serta Kami sudah membagikan wahyu( pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’ qub serta anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun, serta Sulaiman. Serta Kami bagikan Zabur kepada Daud.”
Perlu diketahui sebelumnya bahwa Nabi Ayyub diberikan limpahan nikmat, dengan wajah rupawan dan badan yang sehat. Ia juga dianugerahi istri setia dan keturunan yang baik.
Bahkan, Allah memberikan harta yang melimpah kepada Nabi Ayyub sehingga ia menjadi seorang yang kaya raya dan ulama yang popular.
Semua itu diberikan Allah sebelum datangnya musibah berupa penyakit dan dimiskinkan hartanya.
Setelah itu Allah menggambarkan tentang ujian yang diberikan kepada Ayyub serta gimana dia bersabar menghadapinya. Sebagaimana firman Allah dalam Surah Sad ayat 41—44:
“ Serta ingatlah hendak hamba Kami Ayyub kala ia menyeru Tuhannya,‘ Sebetulnya saya diganggu setan dengan penderitaan serta musibah.’ Allah berfirman,‘ Hentakkanlah kakimu; inilah air sejuk buat mandi serta buat minum.’
Serta Kami anugerahi ia( dengan mengumpulkan kembali) keluarganya serta Kami lipat gandakan jumlah mereka, selaku rahmat dari Kami serta pelajaran untuk orang- orang yang beranggapan sehat.
Serta ambillah seikat( rumput) dengan tanganmu, kemudian pukullah dengan itu serta janganlah engkau melanggar sumpah. Sebetulnya Kami dapati ia( Ayyub) seseorang yang tabah. Dialah sebaik- baik hamba. Sangat, ia sangat taat( kepada Allah).”
Allah berikan tes kepada Nabi Ayyub dengan mengambil kembali segala nikmat berlimpah yang Ia bagikan kepada dia. Awal, Allah timpakan kepada Ayyub alaihissalam penyakit kulit di sekujur badannya.
Apalagi Ibnu Katsir menafsirkan, tidak terdapat satu pori- pori juga dari badan Nabi Ayyub yang selamat dari penyakit judzam( kusta) itu. Dengan itu Allah mengangkut nikmat paras dia yang rupawan.
Tubuhnya yang semula sehat, fresh, serta fit Allah angkat dengan menimpakan badan yang sangat lemah sebab penyakit itu. Saking lemahnya, diceritakan Nabi Ayyub hingga tidak mampu berjalan sendiri buat buang hajat ke kamar mandi, sehingga istri dia wajib menemani.
Putra- putri dia juga Allah ambil, seluruhnya wafat dunia. Tidak hingga di sana, harta Nabi Ayyub yang berlimpah serta tidak terdapat yang menandingi jumlahnya pula Allah tarik kembali.
Nabi Ayyub juga jatuh miskin. Ditambah dengan keadaan penyakitnya, seluruh orang menghindari dia. Nabi Ayyub juga mengasingkan diri ke sesuatu tempat. Cuma istri dia yang setia menemani, pula 2 orang teman dia yang senantiasa mendatangi.
Para ulama juga berselisih komentar menimpa berapa lamanya Nabi Ayyub menempuh tes tersebut. Terdapat yang berkata kalau Nabi Ayyub sakit sepanjang 18 tahun. Terdapat pula yang berkomentar cuma 3 tahun saja. Sebagian ulama terdapat pula yang mengatakan kalau Ayyub alaihissalam ditimpa bencana tersebut sepanjang 7 tahun 7 bulan 7 hari.
Tetapi Rasulullah shalallahu alaihi wassalam sempat bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Anas bin Malik tentang berapa lama waktu Nabi Ayyub menempuh tes ini:
“ Sebetulnya Nabiyullah Ayyub‘ alaihissalam terletak dalam ujiannya sepanjang 8 belas tahun. Baik keluarga dekat ataupun keluarga jauh menolaknya kecuali 2 orang pria dari saudara- saudaranya. Kedua kerabat seperti itu yang senantiasa memberinya makan serta menemuinya.”
Istri Nabi Ayyub juga sangat kasihan memandang keadaan suaminya itu. Sampai pada sesuatu hari dikala mengantarkan santapan buat Nabi Ayyub, si istri menganjurkan suatu kepada dia.
“ Wahai Ayyub, seandainya engkau ingin memohon kepada Allah, pasti Ia hendak memberimu jalur keluar,” demikian anjuran istrinya yang tidak tega memandang Ayyub alaihissalam sakit demikian lama.
Tetapi, apa jawab Nabi Ayyub? Dia menolak dengan alibi yang luar biasa. Jawaban inilah yang menunjukkan betapa tingginya derajat keimanan Nabi Ayyub. Kesabaran tingkatan besar pula dia perlihatkan lewat jawaban atas anjuran istrinya tersebut.
“ Saya sudah diberi kesehatan sepanjang 70 tahun. Sakit ini masih derita sedikit yang Allah timpakan hingga saya dapat bersabar sama semacam masa sehatku ialah 70 tahun,” demikian jawaban Nabi Ayyub. Jawaban tersebut pula sekalian jadi penegas kalau hati dia sama sekali tidak terbawa- bawa dengan tes dahsyat yang ditimpakan Allah.
Kedua teman yang masih setia mendatangi serta mengantarkan santapan juga takut hendak ujian yang mengenai Nabi Ayyub. Terbersit dalam benak salah satu di antara keduanya kalau ujian Nabi Ayyub bisa jadi diakibatkan sebab dosa besar yang sempat dia perbuat.
Kegundahan itu juga disampaikannya kepada teman yang lain. Setelah itu teman ini menyampaikannya kepada Nabi Ayyub. Kala mencermatinya dia pernah pilu, namun dia Nabi Ayyub setelah itu menggambarkan kondisinya secara terbuka serta menampik prasangka itu.
Meski ditimpa bermacam bencana, diawali dari kematian anak- anaknya, lenyap segala harta barang, penyakit yang tidak kunjung sembuh, Nabi Ayyub As. malah mengalami itu seluruh dnegna penuh kesabaran. Cerita lengkap dari cerita Nabi Ayyub dapat kalian temukan pada novel Cerita Abadi Nabi Ayyub As.
Nabi Ayyub Lulus ujian serta Diberi Hadiah Melimpah dari Allah
Sebab kesabaran Nabi Ayyub yang luar biasa dikala menempuh ujian tersebut, Allah juga menampilkan jalur keluar. Allah menggambarkan perihal tersebut pada Al- Qur’ an Surah Al- Anbiya ayat 83—84:
“ Serta( ingatlah cerita) Ayyub, kala ia berdoa kepada Tuhannya,‘( Ya Tuhanku), sangat, saya sudah ditimpa penyakit, sementara itu Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari seluruh yang penyayang.’
Hingga Kami kabulkan (doa) nya, kemudian Kami lenyapkan penyakit yang terdapat padanya serta Kami kembalikan keluarganya kepadanya, serta (Kami lipat gandakan jumlah mereka) selaku sesuatu rahmat dari Kami, serta buat jadi peringatan untuk seluruh yang menyembah Kami.”
Cerita tersebut sama dengan firman Allah pada Surah Sad ayat 41—44 di atas. Allah mewahyukan kepada Nabi Ayyub buat menghentakkan kaki dia ke tanah. Setelah itu dari situ Allah pancarkan mata air yang sejuk. Nabi Ayyub juga bergegas mandi di mata air tersebut sampai sembuhlah penyakit kulit dari tubuh dia.
Allah pula memerintahkan kepada Nabi Ayyub buat minum dari mata air tersebut. Kesegaran airnya setelah itu sanggup membilas batin Nabi Ayyub, sehingga dia kembali sehat fit lahir serta batin. Kekokohannya juga kembali pulih, apalagi semacam tidak sempat sakit.
Dikala dia hendak menemui istrinya, si istri pernah tidak mengidentifikasi Nabi Ayyub. Meski Nabi Ayyub nampak sama semacam dikala dia sehat dahulu. Sesungguhnya si istri mengingat bentuk badan serta wajah Nabi Ayyub saat sebelum sakit itu.
Hendak namun, dalam bayangan istri Nabi Ayyub, dia masih lemah serta berpenyakit kulit, sehingga dia tidak menyangka kalau si suami hendak sembuh lebih kilat. Keduanya juga bersuka cita mengucap syukur kepada Allah.
Cocok firman Allah pada Surah Al- Anbiya serta Surah Sad tersebut di atas, kalau Ia pula mengembalikan anggota keluarga Nabi Ayyub dengan jumlah yang berlipat ganda. Harta Nabi Ayyub pula Allah kembalikan lagi selaku hadiah atas keridhaan dia menempuh tes.
Dalam sebagian riwayat diceritakan buat mengembalikan harta kekayaan Nabi Ayyub, Allah mengirimkan 2 awan. Satu awan menaungi gundukan gandum, sebaliknya awan yang lain menaungi gundukan jewawut.
Awan yang menaungi gundukan gandum tersebut menghasilkan“ hujan” emas. Sedangkan awan yang menaungi juwawut menghasilkan perak. Dengan demikian harta Nabi Ayyub juga kembali melimpah.
Dalam tipe yang lain, diceritakan Nabi Ayyub mempunyai 2 peti. Satu peti tempat menaruh gandum serta satu lagi tempat menaruh jewawut. Allah mengirimkan kedua awan buat menghujani peti gandum dengan emas sampai luber. Awan yang satu lagi mengguyurkan perak ke peti jewawut sampai meluap pula.
Tidak hingga di sana, Allah pula mengembalikan kekayaan Nabi Ayyub dengan metode yang lain. Dalam hadis riwayat Bukhari serta Nasa’ i dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
“ Manakala Ayyub lagi mandi telanjang, sekelompok belalang dari emas jatuh kepadanya, hingga Ayyub memunguti serta menaruh belalang itu di bajunya. Tuhan memanggilnya,‘ Wahai Ayyub, bukankah Saya sudah membuat kamu kaya semacam yang kalian amati?’ Ayyub menanggapi,‘ Benar ya Rabbi, hendak namun saya senantiasa membutuhkan keberkahan- Mu.”
Cerita Nabi Ayyub As. kepada kaumnya serta ketabahannya atas penderitaan yang diberikan Allah pula dikisahkan pada Seri Cerita Nabi: Rasul yang Kesabarannya Dipuji Allah.
Dalam Surah Sad ayat 44, Allah berfirman:
“ Serta ambillah seikat( rumput) dengan tanganmu, kemudian pukullah dengan itu serta janganlah engkau melanggar sumpah. Sebetulnya Kami dapati ia( Ayyub) seseorang yang tabah. Dialah sebaik- baik hamba. Sangat, ia sangat taat( kepada Allah).”
Sumpah yang Allah iktikad pada ayat tersebut merupakan nazar Nabi Ayyub kala dia sakit. Nabi Ayyub pernah mengucapkan nazar buat memukul istrinya dikala itu lantaran si istri melaksanakan perbuatan yang tidak berkenan di hati dia.
Terdapat sebagian tipe cerita tentang kesalahan istri Nabi Ayyub tersebut. Tipe yang awal, dikisahkan kalau sehabis Nabi Ayyub jatuh miskin serta sakit- sakitan, si istri wajib bekerja buat penuhi kebutuhan mereka berdua. Si istri juga bekerja di rumah orang lain.
Sesuatu hari si istri terlambat kembali ke rumah sehingga Nabi Ayyub marah. Kesimpulannya dia mengucapkan sumpah tersebut.
Tipe cerita yang lain, Nabi Ayyub marah sebab si istri menjual tali pengekang kuda mereka. Perihal tersebut terpaksa dicoba istri dia sebab tidak mempunyai lumayan duit buat membeli santapan. Kesimpulannya tali pengekang tersebut dijualnya buat membeli roti.
Sehabis sembuh serta sehat kembali, Ayyub alaihissalam teringat kembali hendak nazar dia kepada Allah tersebut. Tetapi, dia tidak tega memukul istrinya yang sudah sepenuh hati menjaga Nabi Ayyub dikala sakit. Hendak namun, dia pula wajib menunaikan nazarnya.
Kesimpulannya Allah membagikan pemecahan yang gampang. Allah mewahyukan kepada Nabi Ayyub buat mengambil seikat batang gandum serta memukulkan ke istrinya satu kali. Dengan demikian sudah tertunaikan nazar Nabi Ayyub.
Cerita tersebut juga jadi bawah buat membagikan hukuman kepada mereka yang berbuat dosa. Bagi komentar Imam Ahmad, memukul seseorang pendosa yang terancam hukuman itu diperbolehkan.
Misalnya, memukul seseorang pezina serta orang yang menuduh tanpa fakta yang valid. Mereka boleh dipukul semacam metode Nabi Ayyub memukul istri dia. Perihal tersebut dicoba supaya sang pendosa tidak celaka sehabis dipukul.
Pada masa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam hukuman semacam itu pula sempat dipraktikkan. Dia sempat memerintahkan kepada para teman buat menghukum seseorang pria sakit yang berzina.
Rasulullah menyuruh para teman buat memukul sang lelaki tadi dengan satu janjang kurma. Dalam satu janjang tersebut ada seratus cabang. Dengan demikian, satu pukulan saja telah melakukan hukuman tersebut.
Bermacam cerita nabi, tercantum cerita Nabi Ayyub As. yang jadi fasilitas buat membangun jalinan batin yang kokoh menimpa ajaran Islam bisa kalian temukan pada novel Amazing Cerita Al- Qur’ An Teladan 25 Nabi& Rasul.
Pelajaran dari Cerita Nabi Ayyub
Salah satu tujuan Allah mengutus para Nabi serta Rasul merupakan buat jadi teladan untuk umat manusia. Demikian pula Nabi Ayyub, cerita dia sarat hikmah yang bisa jadi pelajaran berharga untuk kita, selaku berikut:
Bersyukur serta bersabar
Semacam sudah dikisahkan di atas kalau kala Allah membagikan limpahan nikmat serta harta kepada dia, Nabi Ayyub giat mensyukurinya. Dia giat beribadah sehingga jadi insan yang taqwa. Dia pula giat menyedekahkan harta kepada mereka yang membutuhkannya.
Kebalikannya, kala Allah membagikan tes kepada dia, Nabi Ayyub juga mempunyai kesabaran tingkatan besar. Walaupun mengidap sebab penyakit serta kemiskinannya, Nabi Ayyub tidak sempat mencela Allah.
Harta serta anak cumalah titipan
Dari cerita Nabi Ayyub kita belajar kalau seluruh harta serta kanak- kanak yang dikaruniakan Allah cumalah titipan di dunia. Owner sejati dari seluruh yang kita miliki dikala ini cumalah Allah subhanahu wata’ ala. Sewaktu- waktu Ia dapat mengambilnya kembali. Sebab itu kita hendaklah senantiasa rendah hati.
Berprasangka baik kepada Allah
Walaupun mengidap dalam waktu yang tidak pendek, Nabi Ayyub tetap berprasangka baik kepada Allah. Tingginya keimanan yang dia miliki membuat Nabi Ayyub percaya kalau seluruh yang Allah bagikan merupakan yang terbaik.
Senantiasa menggantungkan diri kepada Allah
Perihal ini tercermin dalam cerita yang dikisahkan oleh Rasulullah tentang Nabi Ayyub yang memunguti belalang emas serta dialognya dengan Allah. Walaupun sudah menemukan“ jaminan” kekayaan dari Allah, namun Nabi Ayyub masih senantiasa menggantungkan diri dia pada berkah dari- Nya.
Senantiasa melakukan nazar ataupun sumpah kepada Allah
Semacam yang diceritakan dalam Surah Sad ayat 44 tentang pemecahan yang gampang untuk Nabi Ayyub buat melakukan nazar memukul istrinya. Lewat ayat tersebut Allah memberitahukan kepada kita kalau semacam apa juga kondisinya, nazar tetaplah wajib dilaksanakan.
Allah hendak membagikan balasan hadiah atas kesabaran
Semacam cerita Nabi Ayyub di atas, sehabis memperoleh fakta kesabaran dia, Allah juga mengambil alih penderitaannya dengan nikmat yang berlimpah. Kesehatan, harta, serta kanak- kanak Nabi Ayyub dikembalikan lagi dengan berlipat ganda. (*)
Redaksi Mitrapost.com