Pati, Mitrapost.com – Laju inflasi di Indonesia saat ini mengalami kenaikan. Hal ini pun akan berdampak terhadap semua sektor yang ada di masyarakat.
Berdasarkan data dari BPS, Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Agustus) 2022 sebesar 3,63 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2022 terhadap Agustus 2021) sebesar 4,69 persen.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Pati Bambang Agus Yulianto mengatakan inflasi yang terjadi di Indonesia maupun Provinsi Jawa Tengah tahun ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonominya.
Kemungkinan terburuk yang bisa terjadi, persentase peningkatan upah minimum tahun 2023 akan lebih rendah dibandingkan 2022.
“(Untuk penentuan UMK) kita nanti menggunakan data tertinggi. Pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Sekarang ada inflasi lebih tinggi, daripada pertumbuhan,” ujarnya saat ditemui Mitrapost.com di kantornya.
Menanggapi adanya kenaikan laju inflasi ini, Dewan kabupaten Pati mendorong Pemkab untuk melakukan operasi pasar murah.
Dengan upaya tersebut diharapkan bisa menekan laju inflasi, khususnya di kabupaten Pati.
Seperti halnya yang disampaikan oleh Sukarno, Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Pati.
“Kita mendorong Pemkab Pati melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) bisa mengadakan operasi pasar murah. Sehingga masyarakat bisa membeli kepokmas dengan harga yang terjangkau,” jelasnya.
Ia menilai dengan adanya Pasar Murah, maka dinilai lebih efektif untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok di pasaran yang melambung cukup tinggi.
Kemudian, jika digelar operasi pasar murah, maka bisa kembali meningkatkan daya beli masyarakat, sehingga harga bisa kembali stabil.
“Pasar murah bisa menjual beberapa kebutuhan pokok masyarakat yang tengah melambung tinggi. Misalnya saja cabai, minyak goreng maupun telur,” jelasnya kepada mitrapost.com. (*)
Redaksi Mitrapost.com