Pati, Mitrapost.com – Lahan Pegunungan Kendeng dan Muria masuk daerah Kabupaten Pati saat ini tengah terpantau dalam kategori krisis dan sangat krisis.
Penyebab krisisnya dilahan tersebut mengakibatkan beberapa dampak buruk seperti banjir bandang, tanah longsor, dan termasuk polusi udara sudah mengintai wilayah itu.
Kepala Cabang Dinas Kehutanan Wilayah 2 Provinsi Jawa tengah, Harnowo menyampaikan bahwasannya wilayah Pegunungan Kendeng dan Muria mengalami pemanasan global akibat suhu bumi tinggi hingga polusi udara mengintai stabilitas lingkungan.
“Maka dari itu, jika kita biarkan bencana tidak bukan karena kekeringan dan kebanjiran saja, bisa jadi mengarah pada yang lain seperti polusi udara dan tentu ini bencana lingkungan jadi masalah lagi. Saat ini suhu sudah semakin meningkat karena tanaman tutupan lahan semakin berkurang. Hal ini mengakibatkan bumi semakin sangat panas,” ungkapnya.
Lebih lanjut, jika hal ini tidak ada tanggung jawab dengan melakukan pelestarian penghijauan dilahan Pegunungan Kendeng dan Muria bisa dipastikan bencana apapun terus mengintai masyarakat Kabupaten Pati.
“Kondisi yang tandus, krisis, gundul pada kawasan Pegunungan Kendeng dan Muria ini maka imbas hilangnya tanaman tutupan lahan, debu semakin banyak, penyakit timbul lalu menyebabkan masyarakat kekurangan air kebutuhan konsumsi. Harapan kami harus bareng-bareng karena tidak bisa bekerja sendiri untuk bisa melakukan penanaman tutupan lahan,” lanjut Harnowo.
Dirinya menambahkan, sebagian besar lahan Pegunungan Kendeng termasuk dalam wilayah Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus (KHDPK), dengan begini kewenangan jadi ranah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) meskipun ada beberapa bagian lahan yang ikut dikelola Perhutani.
Sementara itu, menurut Kepala Seksi Perencanaan dan Evakuasi Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Pemali Jelatun, Sinta Damayanti mencatat, seluas 16,9 ribu hektare lahan di Pegunungan Kendeng dan Muria sudah mengalami krisis.
Menurutnya, lahan Pegunungan Muria terlihat sangat krisis atau rusak dibandingkan dengan pegunungan dan kawasan yang lain.
“Ada 16,9 ribu hektar lahan yang krisis. Yang paling parah itu Pegunungan Muria. Imbasnya apa, seperti halnya pada material berupa batuan, terus tanah lumpur teeseret banjir bandang sehingga ruas jalan teetutupi. Yang paling juga polusi udara semakin mengancam masyarakat maupun kendaraan yang melintas dikawasan itu,” tandas Sinta. (*)