Mitrapost.com – Menjaga kesehatan jantung bukan hanya penting bagi mereka yang sudah memasuki usia lanjut, tetapi juga menjadi kebutuhan mendesak bagi generasi muda.
Melansir dari Halodoc, gaya hidup yang serba cepat, makanan tinggi lemak, serta kebiasaan kurang bergerak membuat risiko penyakit jantung bisa muncul lebih awal. Karena itu, langkah pencegahan sejak dini sangat diperlukan.
Jantung yang sehat berawal dari pengurangan makanan berlemak jenuh, gorengan, dan makanan cepat saji yang dapat membantu mencegah penumpukan kolesterol. Sementara, konsumsi buah, sayur, ikan, kacang-kacangan, dan biji-bijian dipercaya dapat menjaga elastisitas pembuluh darah.
Kemudian, aktivitas fisik membantu melancarkan peredaran darah dan memperkuat otot jantung. Tidak perlu olahraga berat, cukup dengan jalan cepat, bersepeda, atau jogging ringan setiap 30 menit per hari akan jadi efektif jika dilakukan secara konsisten.
Sementara, dua faktor utama penyebab penyakit jantung yaitu risiko tekanan darah tinggi dan kolesterol disebabkan oleh kelebihan berat badan. Oleh karena itu, memantau indeks massa tubuh (BMI) dan lingkar pinggang menjadi langkah sederhana untuk mencegah risiko lebih besar.
Gula berlebih dapat memicu diabetes, sementara garam berlebih menyebabkan tekanan darah naik. Keduanya sangat berpengaruh terhadap kesehatan jantung. Membiasakan membaca label makanan dapat membantu membatasi konsumsi yang tidak disadari.
Selain karena penyakit lainnya, stres berkepanjangan juga dapat memberi tekanan pada jantung. Meditasi ringan, journaling, mendengarkan musik, atau sekadar melakukan aktivitas yang disukai bisa membantu menjaga kestabilan emosi.
Kebiasaan merokok yang merusak pembuluh darah juga mempercepat terbentuknya plak kolesterol. Bahkan paparan asap rokok saja bisa meningkatkan risiko serangan jantung. Untuk itu, menghindari rokok adalah langkah perlindungan paling efektif.
Sebagai langkah pelengkapnya, pemeriksaan kesehatan secara rutin seperti tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah sejak usia muda membantu mendeteksi risiko lebih awal. Pemeriksaan berkala membuat penanganan bisa dilakukan sebelum kondisi semakin berat. (*)

Redaksi Mitrapost.com






