Selain itu aktivitas produksi dan pasca produksi CV ASL cukup memberatkan kondisi lingkungan sekitarnya. Utamanya wilayah pertanian setempat yang berakibat mati total dan mempermudah kerusakan bangunan karena air asin.
Baca juga : DPO Terpidana Kasus Perdagangan Orang Ditangkap di Semarang
“Oleh karena itu saya terus berupaya untuk melakukan musyawarah dengan anggota dewan yang lain dan hasilnya menyatakan perusahaan itu sudah ditutup dari perizinanya dan sudah tidak bisa lagi beroperasi,” lanjutnya.
Kendati perizinan CV ASL telah dicabut, perusahaan tersebut sampai sekarang masih beroperasi hingga akhirnya Bupati Pati melayangkan surat tembusan ke Gubernur Jawa Tengah untuk menutup aktifitas perusahaan tersebut.
Keberadaan CV ASL dan kegiatan produksi garam impor juga dinilai Komisi B DPRD Pati H.M Sukarno berdampak pada harga garam rakyat. Pasalnya, garam impor tersebut ditujukan untuk industri di Desa Langgenharjo.
Sementara pada realitanya, keberadaan garam impor CV ASL justru menurunkan harga garam lokal karena setiap hari mendatangkan 15-20 ton dan mengakibatkan stok garam lokal menumpuk.