Mitrapost.com – NASA mencanangkan misi Artemisi sebagai rencana pertama untuk menempatkan wanita pertama di Bulan dan manusia pertama sejak tahun 1972 silam.
Melansir Kompas.com, Kamis (24/9/2020) Science Alert mengungkapkan rencana NASA melakukan pendaratan pada tahun 2024 yang akan datang. Namun, sebelum itu NASA berniat untuk meluncurkan dua misi lain ke bulan. Hal ini bertujuan untuk menguji pesawat ruang angkasa Orion barunya.
Baca juga: Mengurangi Polusi Udara, Kota Tel Aviv-Jaffa Bangun Jalan Listrik
“Rencana kami untuk mendaratkan wanita pertama dan pria berikutnya di bulan pada tahun 2024 sudah sesuai rencana!” demikian cuitan Kathy Lueders, kepala Direktorat Misi Eksplorasi dan Operasi Manusia NASA, di Twitter pada hari Senin.
Guna menjalankan misinya itu, NASA mengajukan dana hampir 28 miliar dollar AS atau sekitar Rp416 miliar. Jika NASA berhasil mendapatkan dana untuk mendaratkan astronot di bulan dalam waktu empat tahun, NASA akan memiliki target yang lebih menantang untuk ke depannya.
Baca juga: Satgas Penanganan Covid-19 Jakarta Ungkap Klaster Terbanyak di Ibu Kota
NASA berharap, bisa menempatkan orang di permukaan bulan, setidaknya setahun sekali mulai tahun 2024 dan membangun pos terdepan secara permanen di bulan, pada awal tahun 2030an.
Setelah misi tersebut terwujud, muncul misi baru untuk membangun dan memasang gateway, stasiun luar angkasa yang akan mengorbit bulan dan mendukung perjalanan yang sering ke permukaan. Pada akhirnya, infrastruktur itu pada gilirannya memungkinkan perjalanan ke Mars setelah 2030.
Baca juga: Langkah Awal Pendisiplinan Pesan Penawaran dari Operator Seluler
Misi Artemis yang direncanakan, memiliki target yang harus berhasil sebelum orang dapat berjalan di bulan. Misi pertama dalam program Artemis disebut dengan Artemis 1, yang menyerukan peluncuran kapsul ruang angkasa Orion di atas mega-roket NASA yang akan datang.
Pesawat ruang angkasa tidak akan membawa penumpang, tetapi akan tetap berada di orbit bulan selama tiga hari sebagai ujian kemampuannya untuk terbang ke bulan dan kembali. Misi tersebut akan diluncurkan pada November 2021.
Baca juga: Berikut Ini Cara Mendapatkan Kuota Internet Gratis dari Pemerintah
Setelah itu misi Artemis 2 akan menjadi uji awak pertama Orion dan roket SLS. Dalam lunar flyby, kapsul Orion akan membawa empat astronot mengelilingi sisi jauh bulan, yang jaraknya hampir seperempat juta mil dari Bumi.
Kru itu akan pergi lebih jauh ke luar angkasa daripada manusia mana pun sebelum mereka. Begitu Orion sampai sejauh itu, gravitasi dari bulan dan bumi akan menghempaskan pesawat ruang angkasa itu kembali ke rumah. Misi yang akan dijalankan diperkirakan memakan waktu sekitar 10 hari, berfungsi sebagai uji kemampuan Orion untuk mengangkut manusia dengan aman ke bulan dan dari bulan. Misi ini dijadwalkan untuk diluncurkan pada Agustus 2023.
Baca juga: Mirip Instagram, WhatsApp Tengah Jajal Fitur Pesan Foto Menghilang Otomatis
Misi Artemis 3 akan mendaratkan astronot di Kutub Selatan bulan. Tahun 2024, NASA akan meluncurkan pesawat ruang angkasa Orion, menerbangkannya ke orbit bulan, mendaratkan astronot di permukaan bulan, lalu mengembalikan semua orang ke Bumi dengan aman.
Misi tersebut diharapkan dapat mengirim orang ke Kutub Selatan bulan. Mendarat di Kutub Selatan secara teknis lebih sulit daripada mendarat di tempat lain, karena belum ada misi manusia atau robot yang pernah berhasil. Untuk mencapai tujuan ini, NASA membutuhkan sistem pendaratan manusia, pesawat ruang angkasa untuk membawa astronot dari orbit ke permukaan bulan. Rencana Artemis meminta sistem untuk memberikan dukungan hidup selama sekitar seminggu setelah astronot mendarat, kemudian mengembalikan mereka ke orbit bulan.
Baca juga: Bos Instagram Kritik Kebijakan Trump Terhadap TikTok
Badan ini telah bekerja sama dengan tiga perusahaan ruang komersial Blue Origin, Dynetics, dan SpaceX untuk mengembangkan prototipe sistem ini. Pakaian antariksa baru juga sedang dalam pengerjaan. Meskipun mereka terlihat cukup mirip dengan yang dikenakan astronot Apollo (dan masih dengan popok). Pakaian tersebut terlihat lebih fleksibel, yang memang sudah seharusnya memudahkan astronot untuk melakukan tugas-tugas kompleks di luar angkasa. Desainnya mencakup sistem komunikasi helm yang lebih baik dan peningkatan teknologi lainnya.
Persoalan yang dihadapi saat ini adalah anggaran yang belum dikeluarkan, NASA mengatakan membutuhkan dana 3,2 miliar dollar AS(sekitar Rp 47 miliar) untuk mengembangkan sistem pendaratan manusia.
Baca juga: Gandeng Startup Qasir, Grab Bantu Sistem Transaksi UMKM
Sejauh ini, badan tersebut telah menghabiskan sekitar 1 miliar dollar AS (sekitar Rp 14 miliar) untuk upaya tersebut. Namun, sisa dana masih jauh dari kata pasti. NASA menaruh harapannya pada RUU alokasi omnibus pada akhir tahun, tetapi DPR sejauh ini hanya menyetujui sekitar US $ 630 juta dana tambahan.
“Tanpa dana penuh, NASA tidak akan sampai ke bulan pada tahun 2024, meskipun mungkin masih berusaha untuk sampai ke sana, pada kesempatan sedini mungkin,” kata Bridenstine.
Baca juga:
- Gagal Meminang TikTok, Microsoft Berhasil Dapatkan Zeimax Media dengan Nilai Fantastis
- Tak sama, Inilah Perbedaan Rapid Test Antibodi dan Rapid Test Antigen
- Tangguhkan Larangan Download, Benarkah WeChat Batal Diblokir AS?
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur : Atik Zuliati
Redaksi Mitrapost.com