“Jika dibandingkan volume penampungan sampah setiap harinya dengan jarak pengambilan sampah dari TPS ke TPA tersebut tidak sinkron. Jadi sampah terus menumpuk, karena pengambilan sampah hanya dilakukan tiga kali dalam seminggu saja,” imbuhnya.
Baca juga:Google Drive Akan Hapus File di Sampah Setelah 30 hari
Tentang kondisi ini, Baroya mengatakan telah mengonfirmasi ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Rembang.
“Yang terpenting saya sudah menyampaikan, karena jika mendatangkan alat berat untuk pembersihan sampah dananya juga tidak mencukupi mas,” imbuhnya.
Lebih lanjut Baroya menginginkan tempat sampah yang ada di lingkungan pasar tidak terbuka lagi sehingga beberapa warga desa tidak lagi membuang di sana. Dengan begitu menurutnya hanya sampah pasar saja yang di sana.
“Kalau saya boleh usul ya warga desa juga punya kontainer sendiri, agar tidak membuang di pasar lagi,” tutupnya. (ADV/AA)
Baca juga: DLH Prediksi Sampah di Rembang Mencapai 86 Ribu Ton Tahun Ini