Rembang, Mitrapost.com – Kesulitan di masa pandemi memang banyak menahan laju aktivitas. Salah satu yang berdampak adalah proses ekspor di Rembang.
Melihat adanya kesulitan yang ada, salah satu jalan inovatif memindahnya ke jalan virtual. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM (Dinindagkopukm) Kabupaten Rembang, Akhsanudin saat ditemui di kantornya pada Jumat (15/1/2021).
Akhsanudin mengaku kegiatan ekspor di situasi pandemi memang sangat sulit. Oleh karena itu pihaknya menggunakan alternatif dengan menempuh metode virtual. Dalam hal ini pihaknya bekerjasama dengan kementerian luar negeri.
Baca juga: Tarif Retribusi Pasar Rembang, Pihak Pasar Sosialisasi di Medsos
“Kita skenarionya sudah memfasilitasi dengan melakukan virtual yang difasilitasi oleh kementerian luar negeri di Dirjen Asia Pasifik itu. Kebetulan pernah ke sini, Rosi namanya,” ungkapnya.
Selama ini setiap agenda yang sifatnya virtual, pihaknya selalu diundang. Selanjutnya akan disampaikan kepada para pelaku usaha di kabupaten Rembang. Sejauh ini pihaknya sudah 4 kali diajak untuk mengikuti even-even virtual.
Baca juga: Rembang Tambah Lagi Ruang Isolasi Pasien Covid-19
“Kemarin yang pertama itu dengan teman-teman mebel kita datangkan, termasuk kerajinan akar jati dari dulu. Kita fasilitasi juga dengan Malaysia dan Brunei. Kemudian dengan temen-temen ikan juga dengan China. Batik pernah kita coba di Brunei, tapi ternyata sana pasarannya masih batik-batik yang murah,” terangnya.
“Dinindagkopukm Rembang lebih melakukan upaya ke sana. Melihat situasi pandemi saat ini. Lebih menggunakan metode virtual,” tambahnya.
Secara konsep, Akhsanudin mengatakan pengusaha di Rembang harus membuat video guna memvisualisasikan produknya. Kemudian diteruskan kepada duta besar negara yang ingin dituju. Selanjutkanya akan dilakukan seleksi terhadap video tersebut, yang nantinya akan diedarkan kepada pembeli yang ada di negara yang dituju jika mereka berminat.
Baca juga: Makin Ketat, Wisata di Rembang Buka Sampai Jam 5 Saja
“Pada saat dengan buyer itu sudah ketemu kontak antara pengusaha dengan buyer. Kita hanya fasilitasi buka (jalan),” imbuhnya.
Untuk tahun ini Dinperindagkop UMKM prioritaskan untuk ekspor hasil laut dan mebel, tapi yang tergolong barang antik. Pihaknya akan mencoba di sektor batik, namun permasalahannya pada harganya yang masih cenderung mahal.
“Karena batik tulis itu kan memang masih sangat berat di nilai harga itu, kecuali orang yang sudah memahami tentang batik tulis. Kalau itu arahnya masih batik ke fashion itu cenderung batik yang printing,” pungkasnya. (*)
Baca juga:
- Kasus Covid-19 Tinggi, PPKM di Pasar Rembang Semakin Galak
- Simulasi KBM Tatap Muka di Rembang Dihentikan di 2021
- PKL di Pasar Rembang Ngaku Belum Dapat Sosialisasi PPKM
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Atik Zuliati
[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=bfMh2NGTIXE[/embedyt]